Bukan Sekadar Gelar
Saya pernah membaca sebuah tulisan menyentuh:
"Pendidikan sejati tak terlihat dari ijazah yang kita miliki, tapi dari cara kita memperlakukan sesama."
Kalimat itu begitu sederhana, namun menggetarkan hati. Dan makin ke sini, saya makin yakin. tidak semua orang pandai benar-benar berpendidikan.
Zaman sekarang penuh dengan orang pintar. Pintar berbicara, pintar menulis, bahkan pintar memutarbalikkan fakta. Tapi tulisan mereka justru menyebar kebencian, menghina kemalangan orang lain, Â atau menyulut permusuhan. Kita patut bertanya: di mana letak pendidikan mereka?
Banyak dari mereka bukan lulusan sembarangan bahkan ada yang menempuh pendidikan tinggi di universitas ternama. Tapi, kemampuan akademik ternyata belum tentu berjalan seiring dengan hati nurani.Â
Tidak sedikit dari mereka yang justru menyalahgunakan kepandaian untuk menyebar hoaks, menulis ujaran kebencian, atau menjadikan penderitaan orang lain sebagai bahan guyonan.
Jangan Serahkan Pendidikan Anak Sepenuhnya pada Sekolah
Secara ideal, sekolah adalah tempat anak-anak belajar ilmu pengetahuan sekaligus dibimbing menjadi manusia yang baik. Dahulu, lembaga pendidikan guru disebut IKIP, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Itu menandakan bahwa seorang guru bukan hanya mengajar, tetapi juga mendidik.
Namun kenyataannya, sistem pendidikan kita hari ini lebih menitikberatkan pada pencapaian akademik. Guru dituntut untuk menyelesaikan materi pelajaran tepat waktu, memberi ruang tanya jawab, dan mengejar target kelulusan. Dengan waktu yang terbatas dan beban administratif yang berat, sulit bagi guru untuk menyisipkan pendidikan karakter yang mendalam.