Jejak Sahabat, Warna Kehidupan
Di bawah langit yang tak pernah lelah,
Langkah kita pernah bersua arah.
Dalam cerita yang tak selalu mudah,
Ada sahabat, menjadi pelita indah.
Christina Budi Probowati, lentera hati,
Menabur kasih dalam sunyi dan sepi.
Tak banyak kata, namun penuh arti,
Hadirnya teduh, setulus mentari.
Widodo Antonius, tenang seperti embun,
Dalam diam, setia tak terhitung.
Mengulurkan tangan di kala turun,
Jiwanya teduh, tak pernah mundur.
Muhammad Dahron, gagah melangkah,
Meski badai datang tanpa jeda.
Sahabat sejati, penghapus resah,
Dalam sabarnya, ada cinta yang nyata.
Tesalonika Hasugian, bunga di pagi,
Tumbuh di ladang hati yang murni.
Dengan kasih yang tak pernah pergi,
Ia menjadi sandaran di setiap hari.
Senobius Mbasu, sosok bersahaja,
Tulus membantu tanpa pamrih rupa.
Langkahnya ringan, namun penuh makna,
Menjadi penopang kala kita tak kuasa.
Anne Tobing, seperti embun pagi,
Lembut menyentuh jiwa yang letih.
Dalam senyapnya ada cahaya ilahi,
Menyejukkan lara, membalut sedih.
Heronimus Bani, penjaga damai,
Bicaranya lembut, pikirnya santai.
Namun saat badai mulai memanggil,
Ia berdiri kokoh, teman yang andal.
Karnita, bening seperti telaga,
Diamnya syahdu, matanya bicara.
Senyumnya menjadi jendela jiwa,
Menyapa kita dengan cinta yang nyata.
Lily Setiawati Utomo, anggun bersinar,
Langkahnya ringan, hatinya besar.
Menjadi pelipur dalam lelah yang gentar,
Ia hadir membawa damai yang benar.
Firdaus, sahabat yang tak terganti,
Penuh semangat, wajah berseri.
Meski langit kadang tak bersahabat lagi,
Ia tetap melangkah, dengan hati murni.