Puisi untuk Sahabat Sesama Penulis di Kompasiana
Di tengah bisu malam dan redupnya cahaya layar,
jemari ini menari lirih, merangkai makna tanpa pamrih.
Kita tempa kata dari serpihan rasa,
mengukir kisah tentang hidup dan harapan,
tentang kasih yang tak lelah memaafkan,
dan cuplikan perjalanan kami berdua yang sederhana namun penuh makna.
Yana Haudy
Yana, kelembutan yang menyembuhkan,
Haudy, semangat yang bersinar dalam keindahan.
Tetaplah hadir sebagai pelipur lara,
melalui tulisanmu yang meneduhkan jiwa dalam diam.
Ardhito Sandhinova
Ardhito, pancaran kemuliaan dan beningnya akal,
Sandhinova, nada-nada yang mendamaikan semesta.
Teruslah menulis kebenaran dengan hati yang teguh,
karena suara itu adalah simfoni dari nurani yang jernih.
Dalana WiKei
Dalana, pengelana batin yang tak letih,
WiKei, cahaya yang membimbing dalam sunyi.
Setiap huruf darimu adalah pelita,
bagi mereka yang tengah mencari arah di lorong gelap kehidupan.
Rachmad Alam
Rachmad, anugerah dari Sang Maha,
Alam, samudra luas yang sarat misteri.
Jangan pernah lelah menulis tentang cinta dan ciptaan-Nya,
karena di sana rahmat Ilahi menampakkan wajahnya.
Taufik Uieks
Taufik, petunjuk dari langit nan agung,
Uieks, nama unik yang menyalakan segar inspirasi.
Suaramu yang jujur dan bersahaja adalah oase,
di tengah dunia yang haus akan kejujuran.
Didik Fadilah
Didik, sang pembimbing melalui kata,
Fadilah, kebajikan yang menyentuh relung terdalam.
Tetaplah menjadi lentera lewat tulisan yang mendidik,
karena dunia amat merindukan kebijaksanaan yang merangkul.
Rahma Fatima
Rahma, kasih yang tak bersyarat,
Fatima, keteladanan yang menjauhkan dari gelap.
Dari tulisanmu, cinta mengalir tenang,
menguatkan hati-hati yang nyaris patah dalam sunyi.
Sahabat sesama Penulis di Kompasiana,
menulislah bukan sekadar demi kata,
melainkan untuk menyentuh hati,
menyalakan harapan,
menebar cahaya di tengah zaman yang sering kelam.
Teruslah menulis....
karena setiap kalimat adalah doa,
dan setiap paragraf adalah lentera bagi jiwa-jiwa yang mendamba terang.