Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memeluk dengan Hati

17 Maret 2025   07:32 Diperbarui: 17 Maret 2025   09:59 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Keterangan foto:

Pria yang saya peluk ini adalah anak tetangga yang dulu sewaktu masih kecil saya gendong dengan kasih sayang. Sama sekali tidak menyangka anak yang saya sayangi ini kelak jadi besan kakak saya. Puluhan tahun tidak bertemu, justru ketemu di Bandung ( tjiptadinata Effendi)

Dalam perjalanan hidup ini, kita sering berjumpa dengan berbagai macam orang ada yang ramah, ada yang dingin, ada yang memberi kehangatan, dan ada pula yang hanya lewat tanpa sepatah kata. Namun, satu hal yang pasti: setiap orang ingin diperlakukan dengan baik, dengan kasih, dengan penghargaan.

Saat kita berbicara, kita ingin didengar. Saat kita berbuat baik, kita ingin dihargai. Saat kita terjatuh, kita ingin ditolong. Kita menginginkan senyum, bukan celaan. Kita mendambakan uluran tangan, bukan dorongan yang menjatuhkan. Lalu, jika itu yang kita harapkan dari orang lain, mengapa kita tidak memulainya terlebih dahulu?

Ada sebuah hukum kehidupan yang sederhana, tetapi begitu dalam maknanya: perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.

Saat kita memilih kata-kata dengan kelembutan, dunia akan berbicara pada kita dengan nada yang lebih indah. Saat kita menebar senyum, hari-hari kita akan dipenuhi dengan kehangatan yang sama. Saat kita berbuat baik tanpa pamrih, hidup akan menghadiahkan kejutan-kejutan yang lebih berharga daripada sekadar balasan langsung.

Bukan berarti kita tidak akan bertemu dengan mereka yang menyakiti atau melukai hati. Tapi ingatlah, kebaikan yang kita tanam tak akan pernah sia-sia. Mungkin tidak hari ini, mungkin tidak dari orang yang sama, tapi semesta selalu punya cara untuk mengembalikan setiap kebaikan yang telah kita tebarkan.

Maka, mari kita jadikan hidup ini cerminan kasih. Jika ingin diperlakukan dengan penuh hormat, mulailah dengan menghormati. Jika ingin dimengerti, cobalah memahami. Jika ingin dicintai, tebarkanlah cinta lebih dulu.

Hidup akan menjadi lebih indah, bukan karena dunia berubah, tetapi karena kita telah memilih untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun