Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bagaimana Rasa Hati Pulang ke Kampung Halaman?

15 Februari 2025   05:14 Diperbarui: 15 Februari 2025   15:31 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama adik adik dan keponakan di Batang Arau Cafe di Padang/dokumentasi pribadi 

Setiap orang tentu saja dapat dengan bebas memaknai arti dan makna "Pulang Kampuang". Secara umum, pulang kampung adalah kesempatan untuk dapat kembali ke tanah tempat di mana diri kita dilahirkan dan dibesarkan. Setidaknya begitulah kami berdua memaknainya.

Usai Acara Syukuran Diamond Wedding Anniversary kami di Jakarta, baik bersama sanak saudara dan teman teman sekolah tempo dulu, maupun pertemuan akbar dengan sesama Penulis di Kompasiana, kami berdua memutuskan untuk Pulang Kampuang. Bukan hanya sebatas kami berdua, tetapi sekaligus bersama Margaretha adik kami yang sudah lebih dari setengah abad menetap di Padova Italy bersama suaminya Sandro. Juga adik kami Maria yang dulu profesi sebagai bidan lulusan Sint Carolus, bersama sama Pulang Kampuang dengan menumpang pesawat Super Airjet

Setelah sekian lama merantau ke negeri orang, akhirnya saya dan istri mendapatkan kesempatan untuk kembali ke kampung halaman di Padang, untuk merayakan Diamond Wedding Anniversary kami bersama semua sanak saudara dan teman teman di Padang 

Sebuah perjalanan yang bukan sekadar pulang secara fisik, tetapi juga pulang secara emosional, menyusuri kembali jejak-jejak kenangan yang telah lama tertinggal. Ada rasa haru, bahagia, dan sedikit kesedihan yang bercampur menjadi satu.

Dokumentasi pribadi/Minangkabau International Airport 
Dokumentasi pribadi/Minangkabau International Airport 

Perjalanan Pulang yang Penuh Makna

Saat kaki kami melangkah keluar dari pesawat yang mendarat di Bandara Internasional Minangkabau, hawa khas kampung halaman langsung menyapa. Udara yang sedikit lebih lembap, aroma laut yang samar-samar terasa, dan bahasa Minang yang kembali terdengar di telinga membuat dada terasa hangat. 

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Saya dan istri saling berpandangan, tersenyum, seakan berkata, "kita benar-benar sudah pulang."

Setiap langkah yang kami ambil dari bandara menuju rumah keluarga terasa seperti lembaran kisah yang perlahan-lahan terbuka kembali. Jalan-jalan yang dulu kami lewati, bangunan-bangunan yang masih berdiri kokoh maupun yang telah berubah, semuanya membawa kami kembali ke masa lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun