Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepotong Jas Merah Yang Dilupakan

11 Maret 2023   08:34 Diperbarui: 11 Maret 2023   09:49 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SP 11 Maret 1966 (Sepotong Jas Merah yang dilupakan)

Sebagai satu dari sekitar 254 juta orang Indonesia,yang terlahir di era Dai Nippon ,yakni 1943, tentu saja saya juga ikut merasakan perjalanan sejarah negeri ini. Pertama-tama, saya ingin mengatakan bahwa saya tidak memiliki opini politik atau pandangan yang memihak pada salah satu pihak tertentu. Saya akan mencoba menjelaskan peristiwa SP 11 Maret 1966 secara netral berdasarkan sudut pandang pribadi .Tidak mewakili golongan manapun. 

Tahun 1966,saya sudah berusia 23 tahun,bahkan sudah menikah . Jadi semua kejadian,bukanlah berdasarkan "apa kata orang" melainkan merupakan bagian dari sejarah hidup saya . Pada tahun 1965, terjadi Gerakan 30 September yang mengguncang Indonesia. Gerakan ini berusaha menggulingkan pemerintahan Sukarno dan memunculkan kekhawatiran akan munculnya kekuatan komunis di Indonesia. Pada saat yang sama, muncul juga gerakan anti-komunis yang dipimpin oleh kelompok militer yang tidak setuju dengan pemerintahan Sukarno yang dinilai cenderung pro-komunis. Sengaja kata "dinilai" di boldkan,maksudnya bukan opini saya pribadi

Setelah Gerakan 30 September, Jenderal Suharto memimpin operasi militer yang dikenal sebagai Operasi Tumpas. Operasi ini bertujuan untuk menumpas anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan kelompok-kelompok yang dianggap terkait dengan Gerakan 30 September. Operasi ini dipandang sebagai pendorong utama terjadinya pergantian kekuasaan pada 11 Maret 1966.

PRO dan Kontra Mengenai SP 11 Maret

Pada waktu itu,saya masih ingat,mendengarkan siaran RRI ,pidato Kepala Negara Presiden Sukarno. Yang saya ingat saya tulis dan lainnya,tidak berani saya ngarang cerita . Seingat saya, kata Bung Karno:"Tidak benar ada Transfer of authorithy . Hanya Surat Perintah harian yang biasa saja. Apalagi pada waktu itu ada Sutopo. Ia itu kan Pangak " 

Dan itulah terakhir kalinya, Bung Karno mengudara lewat RRI,selanjutnya  hingga akhr hayatnya,saya tidak pernah lagi mendengarkan suara Bung Karno melalui RRI.

Ada pro dan kontra mengenai SP II Maret, bahwa Sukarno ditodong oleh Suharto sehingga terpaksa menandatangani SP 11 Maret 1966  Namun, sumber-sumber lain menggambarkan bahwa Sukarno sendiri yang meminta bantuan militer untuk mengamankan situasi politik di Indonesia dan mengalihkan kekuasaan kepada Suharto. Mana yang benar ? Tampaknya hal ini akan menjadi mysteri abadi,karena kedua pelaku SP 11 Maret,sudah berada di alam lain .

Mungkinkah karena alasan ini,maka sepotong Jasmerah,terpaksa dikuburkan dan jadi misteri abadi bagi generasi bangsa Indonesia ?

Mau tanya ahli sejarah ? Jawabannya ,sudah pasti dua versi,yakni Pro dan Kontra. Yang mana yang akan dianggap sebagai :"kebenaran" oleh generasi bangsa ? Versi Sukarno atau versi Suharto?"  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun