Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tinggi Hati Rendah Budi atau Rendah Hati Tinggi Budi

11 Januari 2023   08:22 Diperbarui: 11 Januari 2023   08:41 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilih Yang Mana?

Semua orang sudah tahu,bahwa kesombongan hanya mempertinggi tempat kita jatuh.Tapi enteh mengapa,tetap saja banyak yang lupa diri. Baru dapat kedudukan yang baik,terus jadi ponggah,lubang hidung langsung menghadap kelangit .Jalan dengan dada membusung,seakan ingin mengatakan :"Dunia milikku "

Bila diri kita beruntung mendapatkan limpahan karunia Tuhan,diberikan hidup berkelimpahan ,maka tentu saja patut disyukuri,karena tidak semua orang beruntung mendapatkan kehidupan semacam itu. Atau yang pria ganteng,pintar dan  cerdas,begitu juga bila wanita cantik dan piawai dalam banyak hal,tetaplah rendah hati. Karena orang yang rendah hati adalah ibarat orang berjalan di jalan datar.

Seandainya,suatu waktu terpeleset dan terjatuh,maka secara serta mereka bisa bangkit berdiri Tetapi bila kehilangan kontrol diri dan merasa diri paling hebat,paling berkuasa menentukan,maka secara tanpa sadar ,orang mulai terjebak dalam keangkuhan diri. Suatu waktu bila tiba roda kehidupan berada dibawah,maka tipe orang semacam ini akan jatuh kejurang yang dalam .Sangat sulit baginya untuk bisa bangun lagi.

Sukses Itu Sangat Relatif

Bagi seorang petani,blla hasil panennya melimpah,maka ia merasa sudah sukses. Seorang ilmuan sangat bersuka cita bila berhasil melakukan sebuah penelitian , Orang desa merasa dirinya sudah sukses bila sudah punya rumah permanent dan punya sawah. 

Sewaktu saya masih tinggal di kota Padang,memiliki beberapa unit rumah di komplek Wisma Indah I ,di Ulak Karang,pnnya perusahaan pribadi dan mobil setiap tahun ganti baru,sudah dianggap orang kaya,untuk ukuran di Padang.

Tapi begitu kami pindah ke Jakarta,seluruh aset dalam ujud rumah dan tanah yang kami jual di Padang,ee hanya bisa beli satu unit apartement di Kemayoran. Ternyata apa yang awalnya dianggap sesuatu yang "wah" bagi kami,ternyata bagi orang lain,hanyalah uang recehan belaka

Pindah Ke Australia 

Sewaktu kami pindah ke Australia,dalam angan angan akan dapat membeli sebuah rumah,dari hasil penjulanan unit apartement di Mediteranean Lagooon senllai 1,5 m.tetapi ternyata di Australia untuk beli gubuk saja tidak cukup. Syukur putera kami menyediakan rumah untuk kami tinggal bersama cucu kami,sehingga tidak sampai harus ngekost di negeri orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun