Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Percakapan antara Air dan Batu

2 November 2022   19:42 Diperbarui: 2 November 2022   19:58 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : https://pixabay.com/id/photos

Mana Yang Lebih Baik, Lembut atau Keras?

Saat kondisi sunyi sepi ,karena tak seorangpun melintas di tepi sungai,maka Batu mulai membuka pembicaraan :" Kalian kalian adalah makluk lemah. Tengok saja,kalian terpental sana sini. Dari gunung terjun kelembah dan  terus terbawa arus. Kalian sama sekali tidak mampu menahan diri,sehingga tidak punya tempat tinggal yang tetap  Tengok  kami bangsa Batu, sejak kakek neneknya manusia belum lahir di dunia ini,kami bangsa Batu sudah eksis disini." Begitu gaya Tokoh Batu yang paling menonjol di tepi sungai .

Sambil terus berjalan,Air menjawab :" Ha ha ha ,bangsa Batu sudah dikutuki para dewa,untuk menjadi penjaga Sungai. Sejak kakek nenek kalian lahir,sudah pernahkan kalian menyaksikan keindahan negeri lain?  Sudah pernahkan kalian kalian menyaksikan gemuruhnya samudra yang tak bertepi ? Adakah diantara kalian bangsa Batu yang mampu memberikan keceriaan kepada anak anak manusia ? Kerja kalian,hanya mendatangkan luka dan kesakitan pada anak anak manusia,karena terbentur  pada tubuh kalian yang keras dan tajam. Kalian bahkan tidak bisa mandi sendiri,kecuali ada kami . 

Kalian tahu ,anak cucu bahkan cicit kami sudah sampai dibenua lain. Tanpa kami, kapal tidak bisa belayar. Tanpa kami ikan ikan tidak bisa hidup,bahkan manusia makluk yang konon paling mulia dimuka bumi ini ,tidak mampu bertahan seminggu tidak minum air. Diseluruh muka bumi ini,seluruh makluk hidup akan punah,bila tidak ada bangsa Air . Walaupun kami tidak sekeras bangsa Batu,tapi tidak ada yang mampu menghalangi perjalanan kami. Buktinya,bangsa manusia yang ingin memboikot kami di Jakarta,ternyata tidak mampu  menghadang kami ,sehingga Jakarta kami genangi dengan air..Kalian kalian bisa apa hah ?"

Air terus berciloteh : " Kalian kalian tahu nggak ,bagi umat manusia,kami ini berkat bagi mereka. Kami diturunkan dari langit. Sedangkan kalian adalah kutukan  Mau buktinya ? Kalian pernah dengar si Malin kundang dikutuk jadi Batu. Mana ada anak manusia dikutuk jadi air ?"

Saling pamer diri,antara bangsa Air dan Bangsa Batu,terus berlanjut. Tentu saja percakapan mereka tidak perlu jadi bahan pembicaraan antara kita bangsa manusia. Tetapi alangkah eloknya,bila kita mampu meluangkan waktu barang satu dua menit,untuk dijadikan refleksi diri. Mana yang lebih bermanfaat bagi manusia , bangsa Air atau Bangsa Batu ?

Mari kita tanya hati kita masing masing,mungkin disana ada jawabannya. Selama ini, diri kita mengimplementasikan sifat batu ataukan sifat air?

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun