Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membaca Pesan Moral yang Tersirat

30 Oktober 2022   21:22 Diperbarui: 30 Oktober 2022   22:13 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: adobestock

Dalam Setiap Artikel

Seperti yang sudah pernah saya tuliskan :" Hidup adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir " Setiap kejadian,betapapun kecil dan selama ini mungkin dianggap hal sepele,sesunguhnya ada pelajaran berharga yang dapat dipetik, Begitu juga saat membaca sebuah tulisan ,termasuk HUMOR, kebanyakan orang hanya terpancang pada hal hal yang dianggap lucu dan sama sekali tidak terpikirkan bahwa ada tersirat pesan moral didalam tulisan humor tersebut. Sehingga tanpa sadar,kita membiarkan butir butir pencerahan berceceran dan terbuang sia sia.

Hal ini menunjukan bahwa ada yang kurang peka memaknai apa yang tersirat dalam sebuah tulisan. Bila hal ini dibiarkan berlanjut,maka momentun yang sangat berharga, terlewatkan secara sia sia. Kalau boleh dikatakan ,mencoba memetik pesan moral yang ada dalam sebuah tulisan, adalah ibarat  mengumpulkan butir butian mutiara ,yang kelak dapat dipertautkan menjadi perhiasan yang sangat berharga . 

Sebagai Contoh :

Isteri Mau Potong Rambut Harus Izin Suami Terlebih Dulu?

Seorang wanita muda ,bernama Ayu (bukan nama sebenarnya ) berkata kepada suaminya,sebut saja namanya Arif . " Mas ,aku mau ke salon ,mungkin agak malam baru pulang ya. Ntar mas makan saja duluan ya. Aku mau potong rambut, panas banget mas. "

Arif yang lagi asyik nonton pertandingan sepak bola di televisi,mnndadak berdiri dan bilang :" Lho,kenapa potong rambut sayang? Mas kan sudah bllang ,lebih suka sayang dengan rambut panjang?  

Mendengar jawaban suaminya,Ayu langsung meradang dan menjawab dengan nada tinggi"" Mas ,ini bukan zaman Siti Nurbaya,ini sudah era mileneal. Zaman emansipasi . Aku memang isteri mas,tapi aku bukan milik mas,tapi milik diriku sendiri" jawab Ayu dengan suara meninggi, Kalau aku mau potong rambut dikepala mas ,nah baru aku perlu minta izin" Dan Ayu langsung menstarter sepeda motor yang dibeli dengan gajinya sendiri dan tancap gas menju ke Salon,padahal hari sudah malam. 

Sepanjang jalan menuju ke Salon Ayu masih mengomel dalam hatinya:"Hmm laki laki sok mau berkuasa,padahal ini sudah era mileneal dimana laki laki perempuan memliki hak yang sama . Padahal untuk kebutuhan rumah tangga ,aku juga bekerja dari pagi hingga petang. Kalau suami membiayai seluruh kebutuhanku,masih bolehlah mau sok ngatur ngatur. Nih, sama sama membangun rumah tangga dan sama sama bekerja keras,koq berani berani mengatur aku " Omelannya baru stop,saat sudah tiba di Salon "Celebrity " 

Rambut Ayu dipotong pendek,meniru gaya rambut bintang Sinetron dan usai potong rambut,sekalian minta di make up. Semuanya butuh waktu,sehingga sewaktu Ayu pulang,jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun