Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mimpi Buruk Itu Sangat Menakutkan

18 September 2022   06:33 Diperbarui: 18 September 2022   14:20 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi; isostock.com

Sentuhan Untuk Menyadarkan Agar Jangan Lupa Diri

Hujan sangat lebat disertai bunyi guntur yang seakan merobohkan dinding gubuk kami. Air kali yang meluap sudah menggenangi seluruh ruangan bahkan sudah hampir mencapai tempat tidur.

Anak dan isteri sudah saya ungsikan ke atas loteng yang sesungguhnya tidak layak ditumpangi karena sudah rapuh. Tapi tidak ada pilihan lain. Mau minta tolong kepada siapa?  Hanya kepada Tuhan jiwa kami menangis.  

Saya mencoba menyelamatkan kasur yang walaupun sudah rapuh tapi itulah satu satunya kasur yang menjadi milik kami. Sambil menahan tubuh yang menggigil karena terendam air, kasur berhasil saya ungsikan keatas rak kayu. 

Lalu naik ke atas meja, menanggalkan semua pakaian yang basah kuyup . Ada beberapa ekor kecoa merayap diwajah dan punggung. Mengambil pakaian kering yang masih kering diatas rak kayu dan setengah bungkus mie kering yang masih tersisa  Lalu merayap ke atas loteng untuk berkumpul bersama anak isteri. 

Begitu tiba di atas loteng, putera kami yang sedang demam bersuara lirih "Lapar.. mama " Hati saya menangis menyaksikan semuanya ini. Saya nyalakan sebatang lilin dan kemudian memanaskan air di mangkuk yang terbuat dari seng, Kemudian merendam setengah bungkus mie kering tersebut. Selang beberapa saat, mie sudah mulai melunak dan putera kami makan dengan lahap. Tak kuasa saya dan isteri menahan jatuhnya air mata. Menyaksikan putera kami terbaring sakit ,tanpa obat dan hanya dapat makan mie yang direndam air setengah matang,seadanya.

Guntur berbunyi sangat keras dan bersamaan dengan angin badai., Air mulai merembes dan membasahi kami bertiga. Ya Tuhan, tolonglah selamatkanlah kami.... Saya peluk isteri dan putera kami dan hanya mampu berdoa

Tetiba saya mendengar suara isteri "Sayang, mimpi buruk lagi ya" Saya tersentak bangun dan dengan pandangan nanar memandangi sekeliling, Baru sadar bahwa saya baru saja mimpi buruk ...

Langsung memeluk isteri tercinta dan berlutut serta bersujud syukur kepada Tuhan bahwa semuanya hanya mimpi buruk. Kami sudah melalui semuanya dengan selamat dan kini tinggal di rumah yang indah yang disediakan oleh putera kami yang dulu menggigil kelaparan sewaktu kami masih tinggal di gubuk .

Mimpi Buruk Mengingatkan Agar Saya Jangan Lupa Diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun