Kalau :"Tambuah Ciek Uda" Semua Orang Sudah Paham
Sudah 3 Â tahun tidak pulang kampung, ternyata banyak kosa kata yang saya tidak paham apa artinya. Selama seminggu ini ,sejak kami berdua memutuskan untuk pulang kampung dan mengundang para sahabat sesama Penulis di Kompasiana.
Maka kami berdua sibuk mempersiapkan segala sesuatu,agar rencana berjalan dengan baik. Tiket pesawat sudah dibeli oleh asisten pribadi saya ,yakni isteri tercinta. Termasuk tiket ke  Padang , Yogya,Surabaya ,Kupang dan Samarinda . Bahkan hotel juga sudah di booking.Â
Untuk di Yogya dibantu persiapannya oleh pak H. Sunardi Hadi Suryo ,di Surabaya oleh pak Rudy Geron dan Kupang oleh pak Markus Tunggal.Â
Sedangkan di Samarinda ,persiapan tempat dan booking hotel kami dibantu sepenuhnya oleh ananda Ayra Amirah dan bu Sulikah,yang dengan ikhlas bersusah payah mempersiapkan semuanya,walaupun kemungkinan yang akan hadir hanya beberapa orang dari Samarinda dan dari Balikpapan.Â
Tentu saja kami sangat berterima kasih atas ulursan tangan dari sesama sahabat Penulis di Kompasiana. Untuk urusan di Padang,kami serahkan kepada adik kami yang sudah sejak bulan lalu,sudah proaktif mempersiapkan segala sesuatunya,termasuk pesanan ruang VIP di Bernama Restoran di Padang
Untuk Jakarta,urusan gedung di Perpusnas RI menjadi tanggung jawab pak Thamrin Dahlan  dan persiapan pendaftaran akan dibantu sepenuhnya oleh Admin Kompasiana,yang memastikan akan hadir dalam acara Kopdar ini.
Pesanan Terkendali
Sewaktu memesan makanan ,ada pertanyaan: "Maaf pak, pesanan makannya terkendali atau bebas?"Â
Wah, untuk sesaat saya bingung,masa iya mau undang makan orang terus makannya dikendalikan ? Ya ,enggaklah.Â