Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa yang di Negeri Kita Dianggap Barang Murahan, Ternyata di Negeri Orang Barang Langka

30 Juni 2022   08:33 Diperbarui: 30 Juni 2022   08:53 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

keterangan foto: Merek Terasi,sengaja ditutupi dengan kertas,agar jangan sampai melanggar aturan ,yakni tidak boleh ada gambar yang berbau promosi.  Walaupun jelas,saya tidak jualan terasi,tapi tetap mematuhi aturan Admin,agar jangan sampai gambar ilustrasi di hapus Admin ./dokumentarsi pribadi

Salah Satu Contoh Adalah TERASI

Buahan yang dianggap buah elit di negeri kita, seperti buah apel dan buah peer, di Australia sama sekali tidak dilirik orang, Dijual dengan harga 99 cent perkilogram, sampai busuk nggak ada yang mau beli. Bahkan dikeranjang pada hampir setiap Supermarket disediakan gratis untuk anak anak, eee tidak ada yang tertarik untuk mengambilnya. Mungkin sama dengan buah jambu di kampung halaman saya, yang dibiarkan berjatuhan, saking banyak dan murahnya. Tapi di Australia pengin makan jambu, nggak tahu mau cari di mana?

Begitu juga buah rambutan, masa iya perbuah 1,50 dollar atau senilai 15 ribu perbiji? Ya, ntar di Indonesia saja makan rambutan sepuas-puasnya. 

Tidak Ada Yang Jual Terasi

Salah satu  makanan yang menjadi kesukaan kebanyakan orang Indonesia  adalah sambal terasi. Ternyata mau cari terasi, sudah ke Asean Shop, ke Oriental Market serta ke Vietnam Martket ee nggak ada yang jual Sambal Terasi. Satu satunya jalan adalah pesan dari Indonesia. Yang tentu saja ongkos kirimnya sangat fanstastis, jauh lebih mahal ketimbang sambal terasinya. Hal ini sekaligus memberikan pencerahan diri bagi saya, bahwa  semakin sulit mendapatkan suatu benda, semakin mahal harganya. Padahal di negeri sendiri, sambal terasi bisa didapatkan di hampir setiap warung.

Satu lusin Sambal terasi dalam sachet, ongkir atau ongkos kirimnya, sekitar 50 dollar atau 500 ribu rupiah. Nah, bagi sahabat Kompasiana di tanah air, makanlah terasi sepuas puasnya sebelum berangkat ke luar negeri, karena apa yang di negeri kita dianggap makanan orang miskin, di sini menjadi makanan orang kaya. 

Masa iya, sambal lado, harganya 500 ribu rupiah? Ya sudah memang begitu, mau diapakan lagi? Padahal udang segar di sini hanya 20 dollar perkilogramnya. Mengapa masih mau udang yang sudah difermentasi menjadi Sambal Terasi? Namanya selera, tidak bisa dinilai berdasarkan ilmu matematika, benar nggak bu guru?

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun