Silakan Membandingkan Harga Barang Dibawah Dengan di Indonesia
Seperti tampak pada gambar diatas, satu kantong  wortel yang segar dan masih muda serta sudah dibersihkan harganya hanya  sekitar 4 ribu rupiah perkilogram. Orang memang tidak bisa hidup nyaman hanya dengan makan wortel saja, karena ada banyak kebutuhan hidup lainnya.Â
Selain dari sayuran, sebagai orang Indonesia kita butuh beras dan tentunya pakaian. Judul diatas hanyalah sebagai gambaran bahwa tidak semua barang di Australia itu mahal harganya.Â
Ada buahan dan sayuran yang sama, bahkan boleh jadi lebih murah dibandingkan dengan harga di negeri kita. Seperti misalnya harga  beras dan telur serta beberapa jenis sayuran .
Harga telur, 3 lusin adalah 5 dollar atau sekitar Rp.50.000 untuk 3 lusin telur. Silakan dibandingkan dengan harga telur di tanah air kita. Begitu juga dengan  harga beras
Yang menyebabkan biaya hidup membengkak, sesungguhnya adalah gaya hidup.Â
Menerapkan "Dimana bumi dipijak disana langit dijunjung secara keliru." Misalnya, untuk sarapan pagi ke Cafe. Hanya minum secangkir kopi dan sepotong kue untuk berdua orang, minimal harus merogoh kantong senilai 30 dolar. Padahal yang diminum hanyalah secangkir kopi biasa dan kuenya yang  jauh dari rasa enak. Itu baru hanya untuk sarapan pagi,belum lagi makan siang dan santap malam.Â
Bagi kami berdua dengan uang senilai 30 dolar tersebut sudah dapat untuk makanan enak, pagi, siang, dan malam. Â
Satu sachet capucinno hanya 50 cent dan makan nasi goreng pakai telur mata sapi atau bubur ikan, siang makan sup dan nasi. Begitu juga malam hari menikmati santap malam dengan puyonghai yang dimasak oleh isteri tercinta yang terbuat dari telur dan irisan wortel serta biji kacang polongan.Â
Hari selanjutnya, sarapan dengan ikan goreng balado dan makan siang dengan perkedel. Selain dari hemat, juga menikmati masakan sendiri pasti sesuai dengan selera masing masing.
Makan di Restoran Hanya Acara KhususÂ
Kami makan di restoran bila ada anggota keluarga yang berulang tahun ataupun hari raya khusus. Selain dari itu, kami makan dirumah hasil karya sendiri.Â
Banyak teman teman sesama orang Indonesia yang datang berkunjung ke Australia, baik untuk bertemu anak cucumaupun untuk menjajaki kemungkinan tinggal disini. Kebanyakan hanya mampu bertahan selama dua tiga minggu dan kemudian balik lagi ke Indonesia.
Alasannya rata rata senada, yakni "biaya hidup selangit". Padahal biaya hidup  sesungguhnya yang mahal adalah sewa rumah. Kalau sudah ada tempat tinggal dirumah anak mantu atau saudara, maka mengenai pengeluaran biaya untuk kebutuhan pokok tergantung gaya hidup masing masing
Biaya hidup tergantung pada gaya hidup. Dimanapun merantau tetaplah dengan gaya hidup orang IndonesiaÂ
Tjiptadinata Effendi