Beda Daerah Beda Tradisi
Banyak orang berpikir bahwa Cultural Shock hanya bisa terjadi bila berada di luar negeri. Misalnya bagi yang pertama kali datang ke Australia mungkin merasa shock bila diundang hadir dalam acara ulang tahun. Datang bawa kado, tetapi saat makan malam tiba masing masing harus bayar sendiri apa yang dikonsumsinya.Â
Atau boleh jadi shock menyaksikan wanita berjalan santai hanya dengan mengenakan pakaian bikini. Suatu hal yang di negeri kita mungkin dianggap tidak sopan bahkan melanggar tata susila.Â
Begitu juga mengenai sapaan antara anak anak dan orang dewasa. Awal tiba di Australia, saat teman teman cucu kami memanggil putri kami dengan menyebut namanya langsung saya termasuk yang kaget dan dalam hati berpikir kalau di Indonesia hal ini terjadi, maka yang disalahkan adalah orang tua anak karena tidak pandai mendidik akan cara bersopan santun. Tetapi ternyata disini begitulah tradisi mereka.Â
Karena itu putri kami setiap kali memperkenalkan saya dan isteri kepada teman teman nya serta teman anak anaknya selalu bilang "Kong" dan"Mak" Dan sejak saat itu, setiap kali bertemu mereka akan menyapa kami dengan panggilan "Kong dan Mak"Â
Hingga saat ini tak satupun teman teman putri kami yang tahu nama saya dan isteri. Bahkan cucu kami yang lahir di Australia juga tidak tahu nama kami. Rasanya lucu dan unik, tapi begitulah seperti kata peribahasa 'Lain sungai, lain pula buayanya' lain bangsa beda pula budayanya.
Kembali ke Judul
Sesama orang Indonesia karena beda suku dan beda daerah, maka bisa saja terjadi semacam "Cultural shock". Ada daerah yang dalam keluarga merupakan hal yang biasa menggunakan kata "Aku" dan "Kamu" bila lawan bicaranya lebih muda dari dirinya.
Tetapi dalam keluarga kami, kata "saya dan aku serta kamu" tidak pernah digunakan dalam berkomunikasi antar sesama keluarga. Walaupun saya berbicara dengan cucu kami.Â
Misalnya bila saya berbicara kepada cucu kami "Kevin, boleh tolong antarkan Engkong dan Emak ke Bandara?" Dan cucu kami menjawab "Boleh Engkong dan Emak. Kevin bersihkan kendaraan sebentar ya"Â
Begitu juga bila putera kami dan mantu kami bila berbicara dengan kami selalu menyebutkan namanya sebagai kata ganti "Saya" atau "Aku"Â