Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bertemu Peri Bunga (Cerita untuk Semua Umur)

7 Desember 2021   19:26 Diperbarui: 7 Desember 2021   19:30 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: wallpaperflare.com

Ternyata Ada Kehidupan di Taman Bunga 

Hari masih pagi  cuaca cerah. Tampak beberapa orang anak anak sedang asyik main Cilukbak ditaman umum.  Ada yang bersembunyi dibalik pohon dan ada juga yang bersembunyi dibelakang gerobak orang jualan Sate Padang. Tapi ada beberapa anak yang masuk ke taman bunga . Padahal disana sudah terpampang tulisan dengan huruf mencolok :" Sayangilah Bunga .Mereka memberikan keindahannya kepada dunia "  Dan anak anak yang sedang main cilukbak tersebut bukanlah anak anak TK ,melainkan sudah duduk dikelas 5 dan semua sudah pandai membaca. Tapi bagi mereka ,yang penting mereka senang  dan sama sekali tidak peduli larangan yang sudah dipajang disana. Mereka meloncat masuk ketaman ,dimana bunga bunga sedang mekar .Beberapa kuntum bunga terijak injak oleh anak anak ini,tapi mereka sama sekali tidak peduli.

Seorang pria muda yang ganteng ,menjadi berang menyaksikan sikap anak anak tersebut. Tapi  karena anak anak tersebut bukan muridnya ,maka ia hanya dapat memandang dengan geram. Telinganya sayup sayup mendengarkan suara wanita menangis,tapi karena suasana hatinya lagi kesal,maka ia berpikir,mungkin ia salah dengar dan berlalu dari sana.  

Tetapi seorang pemuda lain yang juga sedang melintas disana,tetiba berhenti,karena mendengarkan suara orang memanggil manggil namanya :"Kaka Guidi .tolonglah kami..." Dan suara tangisan yang lirih dan terdengar sangat sedih ini diulangi berkali kali.  Guidi berjongkok dan suara tersebut semakin keras "Kaka Guidi, tolong larang anak anak itu,janganlah kami diinjak injak. Berikanlah kami kesempatan untuk mempersembahkan kemolekan kami kepada dunia"

Kini Guidi percaya bahwa ia tidak salah dengar. Ia menjawab:'Bagaimana kaka bisa menolong kalian,bila wajah kalian saja kaka tidak kenal ? "  

"Saya Peri Bunga  kaka Guidi . Apakah kaka berkenan singgah didunia kami ? " kata Peri Bunga

Maka tanpa merasa perlu berpikir lebih lama ,Guidi langsung menjawab :"Boleh ,kaka mau ,tapi hanya satu jam ya" 

"Baik,pejamkanlah mata kaka " Jawab Peri Bunga

Dan Guidi langsung memejamkan mata . Dan saat si Peri Bunga mengatakan:"Sekarang buka matanya kaka Guidi"

Begitu matanya dibuka,Guidi sangat kagum . Didepannya berdiri ratusan gadis gadis cantik manis..Tapi Guidi tidak sempat terpana berlama lama,karena si Peri Bunga mengatakan :"Welcome to my world" sambil mencium pipi Guidi kanan dan kiri,yang merupakan tradisi di dunia Peri Bunga. 

Tidak sampai disana,semua gadis yang ada disana ,bergantian mencium pipi kanan kiri .Dari mulai gadis kinyis kinyis hingga gadis ingusan. Tentu saja Guidi yang masih lajang sangat senang mendapatkan sambutan dari rakyat Peri Bunga. 

Tapi ketika tiba giliran gadis kecil ingusan,maka sesuai usianya,saat ia mencium pipi Guidi,ingusnya pun ikut menempel .

Bagaikan Dalam Kisah Dongeng 1001 Malam

Guidi terpana. Rasanya bagaikan sudah berada di taman Firdaus,karena ditemani gadis gadis cantik .Untuk meyakinkan diri ,maka ia bertanya :"Maaf Peri Bunga ,apakah aku sedang bermimpi?" 

Peri Bunga tersenyum manis dan mencium kembali pipi Guidi hingga basah.  Baru ia yakin bahwa dirinya ,tidak sedang mimpi ataupun mengalami halusinasi . 

Saat ia lagi duduk termanggu,maka si Peri Bunga kembali berbicara:"Begini  kaka Guidi,kami bangsa bunga memang ditakdirkan untuk mempersembahkan kecantikan kami kepada bangsa manusia dan setelah itu hidup kami berackhir. Karena itu,berikanlah kami kesempatan untuk mati secara terhormat.

 Janganlah kami diinjak injak,hingga kami mati sia sia. Belum lagi,ada yang merenggut kami secara paksa dan dijadikan makanan kambing. Betapa hancurnya hati kami harus mati dengan cara yang sangat memalukan." 

Suara Peri Bunga sangat sedih,sehingga air mata Guidi ikut meleleh.  Rasanya ,mau ia tinggal untuk selamanya mendampingi Peri Bunga ,tapi ingat kebun cengkehnya nggak bakalan ada yang urus. 

Maka ia pamitan kepada Peri Bunga dan berjanji akan menuliskan kisah ini,agar jadi perhatian bagi para orang tua,untuk melarang anak anaknya main main didalam taman bunga .

Melihat Guidi sudah berdiri dan bersiap siap untuk pergi,Peri Bunga hanya tersenyum dan berkata :"Kaka Guidi bilang mau tinggal bersama kami 1 jam.  Hal ini di dunia Peri Bunga berarti 60 hari ,karena 1 hari dihitung 1 detik."

Mendengar bahwa ia harus tinggal selama 60 hari di negeri Peri Bunga,tetiba Guidi tidak mampu menahan rasa kantuknya dan ia tertidur diantara ratusan rakyat Peri Bunga yang seluruhnya terdiri dari gadis gadis cantik

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun