Tidak sampai disana,semua gadis yang ada disana ,bergantian mencium pipi kanan kiri .Dari mulai gadis kinyis kinyis hingga gadis ingusan. Tentu saja Guidi yang masih lajang sangat senang mendapatkan sambutan dari rakyat Peri Bunga.Â
Tapi ketika tiba giliran gadis kecil ingusan,maka sesuai usianya,saat ia mencium pipi Guidi,ingusnya pun ikut menempel .
Bagaikan Dalam Kisah Dongeng 1001 Malam
Guidi terpana. Rasanya bagaikan sudah berada di taman Firdaus,karena ditemani gadis gadis cantik .Untuk meyakinkan diri ,maka ia bertanya :"Maaf Peri Bunga ,apakah aku sedang bermimpi?"Â
Peri Bunga tersenyum manis dan mencium kembali pipi Guidi hingga basah. Â Baru ia yakin bahwa dirinya ,tidak sedang mimpi ataupun mengalami halusinasi .Â
Saat ia lagi duduk termanggu,maka si Peri Bunga kembali berbicara:"Begini  kaka Guidi,kami bangsa bunga memang ditakdirkan untuk mempersembahkan kecantikan kami kepada bangsa manusia dan setelah itu hidup kami berackhir. Karena itu,berikanlah kami kesempatan untuk mati secara terhormat.
 Janganlah kami diinjak injak,hingga kami mati sia sia. Belum lagi,ada yang merenggut kami secara paksa dan dijadikan makanan kambing. Betapa hancurnya hati kami harus mati dengan cara yang sangat memalukan."Â
Suara Peri Bunga sangat sedih,sehingga air mata Guidi ikut meleleh. Â Rasanya ,mau ia tinggal untuk selamanya mendampingi Peri Bunga ,tapi ingat kebun cengkehnya nggak bakalan ada yang urus.Â
Maka ia pamitan kepada Peri Bunga dan berjanji akan menuliskan kisah ini,agar jadi perhatian bagi para orang tua,untuk melarang anak anaknya main main didalam taman bunga .
Melihat Guidi sudah berdiri dan bersiap siap untuk pergi,Peri Bunga hanya tersenyum dan berkata :"Kaka Guidi bilang mau tinggal bersama kami 1 jam. Â Hal ini di dunia Peri Bunga berarti 60 hari ,karena 1 hari dihitung 1 detik."
Mendengar bahwa ia harus tinggal selama 60 hari di negeri Peri Bunga,tetiba Guidi tidak mampu menahan rasa kantuknya dan ia tertidur diantara ratusan rakyat Peri Bunga yang seluruhnya terdiri dari gadis gadis cantik
Tjiptadinata Effendi