Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tingkatkan Ekspor Hasil Pertanian di Daerah, Mengapa Tidak?

5 Desember 2021   19:40 Diperbarui: 5 Desember 2021   19:58 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: bussiness.insider.com

Jangan Cuma Terpancang Pada Ekspor Kelapa Sawit 

Salah satu langkah yang diambil pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup para petani adalah dengan menggalakan ekspor hasil pertanian. 

Tetapi sayang sekali hingga saat ini,hanya ekspor Kelapa Sawit yang menjadi primadona komoditas ekspor dari hasil perkebunan. Sedangkan hasil pertanian yang lain masih belum menampakan kenaikan yang cukup memadai .

"Adapun komoditas tani yang menjadi penyumbang ekspor terbesar adalah sawit. Pada Merdeka Export Agustus 2021, misalnya, Indonesia melakukan ekspor ke 60 negara dan menghasilkan devisa lebih dari Rp 7 triliun."
sumber: biz.kompas.com

Kita semuanya sudah tahu,bahwa yang mengekspor kelapa sawit pasti bukan petani,melainkan pengusaha kelas kakap,karena diekpor dalam kuantitas yang besar 

Pengusaha Daerah Perlu Bangkit

Untuk menjadi Eksportir,tidak musti tunggu lulus MBA tamatan luar negeri dan juga tidak perlu menunggu modal puluhan miliar rupiah. Ekspor bisa dimulai dari 5 ton komoditas  ekspor . Yang penting adalah punya kemauan dan kematangan dalam rencana dan memahami bahasa Inggris. Juga tidak perlu membayangkan ,menggaji karyawan puluhan orang. 

Pada awal pertama kali kami mengekspor hasil produk petani yakni gambir,ekspor pertama ke Singapore hanya berjumlah 2 ton .Kami hanya mengaji sekretaris dan beberapa orang tenaga dibidang produksi.Saya  memegang bagian ekspor dan isteri saya menangani masalah keuangan perusahaan,termasuk mengurus karyawan dan segala urusan administrasi

Bergerak dibidang ekspor itu adalah gampang gampang susah.Maksudnya untuk membuka sebuah perusahaan baru,dijaman kini,sudah jauh lebih mudah. Kalau tempo dulu, setiap berurusan dengan birokrasi bagian perizinan ,jangan harap izin akan diterbitkan bila tidak ada"uang rokok" atau "salam tempel" Tapi kini sudah jauh dipermudah .

Seandainya , modal tidak cukup kuat,maka dapat mengajak beberapa orang teman yang berminat untuk kongsi dagang Bila sudah ada misalnya 5 orang yang berminat, maka rudingkanlah untuk mendirikan PT (Perseroan Terbatas) Karena bentuk badan hukum ini adalah yang paling aman. 

Kita berharap yang terbaik,tapi harus bersiap,andaikata terjadi sesuatu yang buruk,maka yang menanggung kerugian hanyalah modal di stor saja dan tidak sampai merembet kepada penyitaan rumah tempat tinggal.

Bila Masalah Modal Sudah Ditangani 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun