Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kesalahan yang Tidak Mungkin Dapat Diperbaiki Lagi

23 November 2021   09:00 Diperbarui: 23 November 2021   09:06 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ket. Foto : Foto.ini bukan promosi terselubung , melainkan semata mata sebagai pelajaran berharga agar hati hati dalam melakukan investasi  Hindari menanam investasi di lokasi yang tidak terjangkau oleh kita. Saya sudah merasakan akibatnya. Kekeliruan yang tidak mungkin bisa di perbaiki lagi / Dokumentasi pribadi 

Hanya Dapat Dijadikan Pelajaran Berharga

Ada kesalahan yang dapat diperbaiki.Misalnya ,salah ketik ,salah penempatan huruf besar ataupun kesalahan menulis nama orang,maka begitu sadar bahwa ada kekeliruan,maka dalam hitungan detik,sudah dapat di edit dan dibenahi sebagaimana seharusnya.

Kesalahan lain ,misalnya secara tanpa sadar ,karena tergesa gesa berjalan,tersinggung keranjang berisi telur dan semuanya pecah. Maka kita dapat menanyakan :"Mbak, kalau semua telur terjual berapa jumlah uangnya?" Dan si mbak menjelaskan bahwa dalam keranjang ada 20 butir telur yang kalau laku semua akan terjual 40 ribu rupiah. Maka kita kasihkan selembar uang Rp.50 ribu rupiah dan bilang"Mbak anggap saja semua telurnya saya beli ya,ini uangnya " Selesai.

Tapi Ada Kesalahan Yang Tidak Dapat Lagi Diperbaiki

Salah satunya ,adalah akibat kurang cermat dalam menempatkan investasi,maka ujung ujungnya adalah penyesalan,yang tidak dapat lagi diperbaiki.Yang dapat dilakukan adalah dijadikan pelajaran berharga dalam hidup kita. Salah satu contoh ,adalah saat pada tahun 1980 an ,karena mendapatkan informasi bahwa akan dibangun Bandara International di Kinali,maka tanpa menyelidiki dengan seksama,saya memutuskan membeli tanah,yang lumayan luasnya,yakni 38 Hektar . Ternyata berita tentang rencana akan dibangun lapangan terbang internasional ,hanyalah angin surga atau hoaks.  

Dan yang lebih parahnya,tanah tersebut diserobot orang lain. Sudah 2 kali diukur ulang dan dipancang tanda batas,yang mengeluarkan dana tidak sedikit dan Sertifikat Hak Milik sudah ada ditangan,tapi sama sekali tidak menyelesaikan perkara dilapangan . 

Dulu rencana,kami mau membangun rumah dan tinggal menetap dihari tua. Sudah menanam sebanyak 500 pohon kelapa ,tapi tanah tetap dikuasai orang lain. Sementara kami sudah tinggal di Australia. 

Karena itu Sertifikat Tanah dan Surat Kuasa kami serahkan kepada sahabat ,yang sudah kami anggap sebagai keluarga sendiri,untuk mengurusnya.Namun hingga kini,masih  sebatas sebuah harapan. Mau berhadapan orang orang sekampung? Tentu akibatnya akan  lebih parah lagi. Maka satu satunya cara adalah mengikhlaskan what ever will be will be. 

Apa yang harus terjadi ,maka terjadilah. Satu satunya yang dapat dipetik hikmahnya adalah menjadi pelajaran berharga bagi anak cucu kami dan juga semua orang,agar dalam menentukan investasi ,perlu dirancang secara sangat hati hati. 

Hindari membeli tanah ataupun properti,yang jauh dari jangkauan kita. Jangan sampai ibarat,orang pegang Surat Nikah,tapi isterinya dikuasai orang lain. Suatu hal yang amat menyakiti dan menjadi pelajaran berharga . Pelajaran yang uang sekolahnya sangat mahal

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun