Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Inilah Hasil "Testing the Waters" di Kompasiana

26 Oktober 2021   19:39 Diperbarui: 26 Oktober 2021   19:50 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata Sahabat Kompasianer Miliki Rasa Toleransi Yang Tinggi

Untuk menggunakan istilah "test the waters " atau "testing the waters", kita tidak perlu menggali ataupun bersusah payah berselancar di google untuk mencari tahu,tentang sejarah istilah ini terwujud. Karena merupakan kosa kata umum dan tidak tercantum dalam hak patent seseorang ataupun suatu institusi ,maupun negara  .Dan setiap orang dengan bebas berhak menerjemahkan menurut pendapatnya.

Tipe saya adalah orang yang memiliki filosofi:" Kalau bisa dipermudah, mengapa di persulit?" Nah,menurut saya pribadi,setiap pagi sebelum menyeruput secangkir capucinno yang masih mengepulkan asap. 

Saya lakukan "test the capucinno" ,apakah sudah bisa diminum ataukah masih dalam kondisi yang bisa menghanguskan lidah saya? Kalau rasanya aman, maka dengan santai sambil mendengaarkan lagu: "Tanah airku tidak kulupakan....kan terkenang selama hidupku...." saya mulai menyeruput capucinno sambil menikmati keharumannya ,karena disediakan oleh wanita yang teramat saya cintai..hmmmm 

Begitu juga ,sebelum memutuskan membayar iuran untuk menggunakan Kolam Renang, saya lakukan dulu "test the waters" . Ternyata ,baru mencelupkan tangan saja,wuiih kayak air keluar dari kulkas. Maka kami memutuskan tidak jadi berenang,karena walaupun sudah memasuki musim semi,ternyata udara masih cukup dingin untuk kami sebagai orang Indonesia. 

Jadi kesimpulannya,yang dimaksudkan dengan "testing the waters' adalah semacam uji coba,apakah boleh dilanjutkan atau dihentikan sampai disana saja .

Kembali ke Judul

Kemarin saya menulis tulisan dengan judul: "56 Tahun Pernikahan Kami Dirayakan di Gereja Our Lady of The Mission" .Eee ternyata yang baca lumayan banyak untuk ukuran saya ,yakni sekitar 240 orang dan mendapatkan tanggapan 44 ,serta dikomentari 30 Pembaca. Bagi saya hal ini sangat berarti. Karena jelas pada judulnya saja,sudah menyebut tentang gereja dan pada gambar pendukung juga tampak altar gereja Our Lady of the Mission. 

Ternyata hal ini sama sekali tidak menghentikan langkah para sahabat Kompasiana untuk tetap membaca tulisan saya,bahkan memberikan tanggapan dan komentar . Dan tidak satupun komentar yang bernada miring. Betapa beruntungnya saya mendapatkan sahabat yang memiliki rasa toleransi yang tinggi dan mampu menerima segala perbedaan

Hal ini merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya, mendapatkan sahabat di Kompasiana yang berjiwa besar dan terbuka untuk segala perbedaan .Hal ini semakin menyemangati kami berdua untuk dapat bertemu dengan para sahabat Kompasianers dalam waktu dekat,begitu ada kesempatan untuk pulang kampung .

Sekali lagi terima kasih kepada para sahabat Kompasianers ,yang kami sayangi 

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun