Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hati-hati Bercanda, Satu Kata Tidak Tepat Sasaran Dapat Melukai Hati

26 Oktober 2021   10:22 Diperbarui: 26 Oktober 2021   11:42 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : word.sonyimage.com

Minta Maaf Tidak Serta Merta Mempertautkan Luka Dihati 

Bercanda merupakan salah satu cara untuk mencegah stress ,tetapi canda yang tidak tepat sasaran dapat melukai hati orang .Karena itu perlu mencermati,bahwa suatu hal yang baik,harus dilakukan pada tempat dan waktu yang tepat. 

Perbuatan baik bila dilakukan ditempat keliru ,akan kehilangan maknanya,bahkan dapat melukai hati orang  Tidak jarang kita menyaksikan ,saat melayat di Rumah Duka,para tamu yang datang bukannya menghibur keluarga yang sedang berduka,tapi malahan duduk  sambil bercanda dan ketawa ketawa. 

Bayangkan,betapa terluka hati anggota keluarga yang kehilangan orang yang dicintainya,tapi tamu yang datang melayat bukannya menyampaikan rasa simpati,malahan sibuk bercerita dan tertawa.  Padahal tujuan melayat ke rumah duka ,sesungguhnya adalah untuk menyampaikan ucapan belasungkawa dan kalau memungkinkan ikut menghibur anggota keluarga yang sedang berduka.

Ada candaan yang paling sadis yang pernah saya dengarkan secara langsung sewaktu melayat sahabat saya yang isterinya meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Waktu itu ,sahabat saya masih berusia 30 tahun ,karena kejadiannya sudah lama,tapi menjadi pelajaran paling berharga bagi saya pribadi. 

Sewaktu kami sama sama duduk,mendengarkan Tedy  yang kehilangan isterinya ,akibat kecelakaan karena ditabrak saat dirinya sedang membonceng isterinya dengan sepeda motor. Ia jatuh terpelanting dan untuk beberapa saat tidak mampu berdiri. 

Tapi karena menguatirkan keadaan isterinya,maka ia memaksa berdiri,walaupun kepalanya bercucuran darah.  "Jantung saya serasa copot menyaksikan isteri tergelak dijalan raya dan tidak bergerak lagi. 

Saya mau mencoba menolong,tapi saking banyaknya darah keluar dari kepala,saya terjatuh dan tidak mampu berdiri. Hati saya tersayat sayat,menyaksikan begitu banyak orang yang menonton,tapi mereka bukannya menolong,tapi memotret sana sini. Saya mau berteriak untuk minta tolong,tapi suara tidak keluar dari kerongkongan saya dan langsung tidak sadar diri.

Saat sadar diri,tetiba saya sudah berada dirumah sakit dan isteri saya sudah tidak tertolong lagi" Begitu kisah Tedy dihadapan kami yang duduk terdiam .

Tetiba diantara tamu yang ikut melayat ,mengatakan :"Tedy ,jangan terlalu sedih.anda masih muda  gampang  cari  ..." 

Belum selesai ia berbicara ,semua yang hadir memandang dengan mata melotot dan berang pada sosok yang mengeluarkan komentar yang tidak manusiawi tersebut.  Sadar bahwa semua yang hadir memandangnya dengan penuh kemarahan,akhirnya yang ngomong berdiri dan memeluk Tedy ,sambil minta maaf . Tedy tidak menjawab,tapi menangis sedih dan meninggalkan  kami ...

Menjadi Pelajaran Berharga Bagi Saya

Kejadiannya sudah lama sekali,tapi menjadi pelajaran berharga bagi saya pribadi,karena sejujurnya sifat saya juga suka bercanda. Kejadian tersebut menjadi alaram bagi saya ,agar sebelum bercanda ,mikir dulu akibatnya .Karena satu kata yang keliru dapat melukai hati orang .Dan minta maaf,tidak serta merta mempertautkan hati orang yang terluka

Hanya renungan di pagi hari

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun