Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saat Dihadapkan Pilihan "Take It or Leave It"

15 Oktober 2021   09:23 Diperbarui: 15 Oktober 2021   10:36 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dreamstime.com

Bagaimana Sebaiknya Sikap Kita?

Semua orang pasti sudah tahu bahwa hidup itu adalah sebuah pilihan dan setiap insan berhak menentukan pilihan hidupnya masing masing dengan catatan, konsekuensi logisnya  ditanggung masing-masing. Atau dalam bahasa yang keminggris-minggrisan ditulis: "Your choice is your life" Pilihan anda akan menjadi hidup anda .

Ada kalanya kita mendapatkan peluang dan waktu untuk memilah-milah, jalan mana yang akan ditempuh. Tapi terkadang, hanya diberikan 2 pilihan yakni: "Take it or Leave it" Dan waktu yang diberikan hanyalah beberapa detik. Lalu mana yang akan kita pilih? Ada lirik lagu: "Madu di tangan kananmu ,racun di tangan kirimu, mana yang akan kau berikan kepadaku" dalam hal ini justru sebaliknya. Yakni: "madu dan racun" ada di depan mata, mana yang akan kita pilih? 

Berbagi Cuplikan Kisah Hidup

Kalau ada yang bosan baca tulisan saya tentang berbagi cuplikan pengalaman hidup, tentu saja saya tidak dapat berbuat apa apa. Karena memang sejak dulu gaya penulisan saya adalah mengikuti gaya "Story telling " atau "gaya bercerita kakek kepada anak cucunya". Saya mencoba mengubah pola tulisan saya, agar dapat disesuaikan dengan gaya milenial, tapi sejujurnya saya ingin tetap menjadi diri saya sendiri apa adanya.

Kembali ke topik. Sewaktu masih aktif sebagai pengusaha, sore hari mendapatkan telpon dari Kunseng Kongsi, salah seorang Buyer saya di Singapore. Hasil percakapan, kami deal untuk menutup kontrak sebanyak 5 ton kopi dengan harga yang disepakati. Saya berani melakukan kontrak jual beli, karena di gudang memang sudah menumpuk stock kopi hampir 10 ton. Biasanya, sehabis percakapan via telepon, ditindaklanjuti dengan konfirmasi melalui Telex karena pada waktu itu belum ada Komputer. Tapi sore itu saya ada tamu yang datang, juga dari Singapore dan menunggu saya di Hotel Mariani. Maka saya ajak isteri saya untuk menemui,karena yang bersangkutan datang bersama isterinya. Saking asyiknya ngobrol, maka kami santap malam bersama karena tamu senang makan Ikan Bakar. 

Usai makan malam, masih dilanjutkan ngobrol sana sini seputar bisnis dan akhirnya tamu saya antarkan kembali ke hotel. Pulang ke rumah sudah mendekati larut malam. Kami bersih bersih diri dan kemudian tertidur. Malam itu saya tidak menindak lanjuti dengan konfirmasi via Telex atas kontrak jual beli kopi sejumlah 5 ton biji kopi Robusta. Karena kami sudah lama kerja sama dengan baik.

Terjadi Frozen di Brazilia

Pagi pagi, saya mendapatkan telpon dari sesama sahabat bisnis di Padang mengucapkan selamat karena harga kopi melambung tinggi Hal ini karena terjadi Frozen atau hujan es di Brazilia dan merusakkan panen kopi. Brazilia merupakan negara penghasil kopi terbesar di dunia. Karena itu, bila terjadi kerusakan kopi di Brazilia, berarti harga kopi akan melambung tinggi. Dan selisih harga sangat fantastis. Karena teman teman bisnis tahu, di gudang saya ada menumpuk stock kopi, mereka mengira saya belum menutup kontrak, sehingga akan panen keuntungan besar. Saya sampaikan kepada teman teman bisnis, bahwa saya sudah kontrak dengan Buyer di Singapore. 

"Sudah konfirmasi via telex?" kejar teman teman bisnis. Dan saya jawab belum karena kami pulang kemalaman. Nah, "batalkan saja, kan pembicaraan via telpon tidak dapat dijadikan dasar kontrak jual beli. " Lalu saya dibayangkan berapa besar keuntungan bila kontrak saya batalkan dan dijual dengan harga terkini. Tetapi, saya ingat pesan ayahanda saya almarhu: "Kita memang keluarga miskin dan tidak punya apa apa, selain dari kejujuran. Karena itu pertahankanlah kejujuran seumur hidup." Karena itu saya langsung konfirmasi via telex kepada Buyer di Singapore bahwa kontrak jual beli 5 ton biji kopi sesuai dengan kesepakatan awal. Saya langsung ditelpon oleh Mr.Kungseng dan bilang: " Saya bangga bisa berbisnis dengan anda. Saya undang anda datang ke Singapore bersama isteri. tiket dan hotel saya yang tanggung." 

Dan dari mitra bisnis, kami lanjutkan menjadi persahabatan yang sepanjang hayat. Walaupun kami sudah left dari segala bisnis perdagangan, tapi saat kami tiba di Singapore, selalu ditemui dan diundang makan malam. Saya "kehilangan" peluang untuk mendapatkan keuntungan yang fantastis, tapi saya mendapatkan sahabat seumur hidup

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun