Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hiduplah Ibarat Kunci Pas

19 Desember 2021   05:15 Diperbarui: 19 Desember 2021   07:14 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Dokumentasi pribadi 

Makan di Restoran Mewah Ok ,di Warung Bawah Tenda juga "No Problem "

Menempatkan diri ditempat yang tinggi hanya akan menghadirkan berbagai hambatan dalam menjalani hidup . Seperti kata peribahasa >"semakin tinggi menempatkan diri,berarti akan semakin mempertinggi tempat jatuh" . Karena setinggi apapun jabatan yang disandang ,suatu waktu akan mengalami expired date . Karena "Golden priode" atau masa keemasan tidak ada yang abadi . Semua orang sudah tahu bahwa Life is a problem. Banyak masalah dalam hidup ini. Bagi yang roda kehidupannya ibarat roda pedati yang terganjal dilevel paling bawah , maka masalah utama adalah bagaimana menemukan jalan untuk mengubah nasib.  

Tetapi bagi yang hidupnya sudah berkecukupan bukan berarti sudah terbebas dari masalah. Hanya masalah yang dihadapi adalah berbeda . Bukan lagi masalah yang berhubungan dengan financial melainkan masalah hidup diruang yang berbedaMengacu pada prinsip :" Life is a problem " dapat dimaknai bahwa hanya orang mati yang tidak lagi punya masalah. 

Ibarat Kunci Pas

Kalau boleh dianalogikan maka hiduplah sebagai layaknya kunci pas. Dapat dimanfaatkan untuk membuka  baut kecil,tapi dapat juga dimanfaatkan untuk membuka kunci roda kendaraan.  Dalam keseharian ,mungkin dapat diibaratkan :"Makan direstoran ok , makan di warung bawah tenda juga no problem."  Bergaul dengan orang penting ok , tapi bergaul dengan Tukang Beca juga " why not ?" Hal ini  mempermudah kita menjalani hidup ini serta menghadirkan pencerahan dalam memaknai arti sebuah kehidupan  . Karena hidup tanpa sekat menghadirkan kedamaian serta kelegaan serta menjauhkan diri dari kegamangan bila menghadapi berbagai perubahan situasi . 

Santai saat menikmati pembicaraan dengan  Tukang Beca dan tidak gamang saat berbicara dengan seorang pejabat tinggi  . Disisi lainnya , menikmati santap malam di restoran tetapi tidak merasa canggung bila diwaktu lain makan nasi goreng seharga 5 ribu rupiah di warung bawah tenda . 

Kalau  Bisa Dipermudah Mengapa Dipersulit ?

Kalau hidup dapat dipermudah mengapa kita jadikan menjadi rumit ? Hancurkan semua sekat tidak kasat mata yang selama ini tercipta lantaran ingin menempatkan diri secara eksklusif . Secara tanpa sadar menciptakan sebuah kurungan tak kasat mata bagi diri sendiri,sehingga hanya dapat menikmati hidup dalam ruang hidup yang terbatas. Diluar itu,semua akan terasa tidak aman dan tidak nyaman. Karena itu alangkah eloknya,bila kita mampu mengubah sikap mental,yakni hidup berdasarkan prinsip :"Kunci Pas"Hal ini akan menghadirkan kerendahan hati yang akan mempermudah kita menjalani hidup ini. Karena kerendahan hati adalah jembatan yang mampu menjembatani semua perbedaan. Baik perbedaan suku,agama ,budaya  ,maupun status sosial dalam kehidupan

Selamat menikmati hari Minggu bersama keluarga tercinta  Who ever you are  enjoy your life. ! 

Tjiptadinata Effendi 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun