Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Penulis Berarti Siap Ujian Sikap Mental

17 September 2021   09:38 Diperbarui: 17 September 2021   09:50 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu Menjadi Saksi Siapa Yang Lulus Ujian Mental

Ada berjibun manfaat yang dapat diperoleh dengan melangkah menjadi Penulsi .Sebagai contoh,menjadi Penulis di Kompasiana . Beberapa manfaat nyata yang dapat dirasakan adalah :

  1. menulis melawan pikun
  2. menulis merawat memori
  3. menulis memperkaya khazanah ilmu pengetahuan
  4. menulis adalah jembatan persahabatan
  5. menulis adalah cara aplikasikan Life is to share
  6. menulis adalah terapi jiwa 
  7. menulis adalah melatih sikap santun dalam berkomentar
  8. menulis menyembatai perbedaan
  9. menulis menghilangkan sekat pemisah
  10. dan seterusnya

Last but not least ,terakhir tapi tak kurang pentingnya adalah :"Menulis adalah ujian sikap mental"

Ujian Sikap Mental

Mari kita perhatikan,berapa banyak Penulis yang sempat melambung tinggi ,tapi hanya mampu bertahan beberapa saat dan setelah itu terhempas dan lenyap . Mengapa?  Ada banyak faktor yang menyebabkan Penulis tidak lulus ujian sikap mental .Antara lain:

overexpectation terhadap karya tulisnya

merasa bahwa tulisannya sudah dipersiapkan secara matang dan yakin banget akan menempati posisi HL ,Nilai Tertinggi,bahkan Terpopuler,tapi ternyata apa yang bagi kita dianggap sangat bagus,bagi orang lain,boleh jadi dianggap tulisan basi yang hanya  pantas ditempatkan dalam rak buku . 

Menghargai tulisan kita tentulah sangat wajar. Karena kalau diri sendiri tidak menghargai hasil karya sendiri,bagaimana mungkin ada orang lain,yang mau menghargainya? Tetapi meletakan "harga yang terlalu tinggi" ,maka ibarat barang pajangan di toko,hanya akan dilihat orang,tapi sama sekali tidak disentuh ,karena meletakan harga yang terlalu tinggi.

Penyebab lain adalah rasa keangkuhan diri yang berlebihan.Merasa diri adalah Penulis yang handal,maka sama sekali tidak merasa perlu untuk melakukan blog walking . Akibatnya,boleh jadi tulisan bertengger di HL ,tapi sepi sendiri. Karena walaupun. filosofi :"sharing and connecting "sudah dipupus ,tapi secara de facto,sharing dan connecting selalu menjadi jembatan antara Penulis dan Pembaca,khususnya di "Rumah Kita Bersama " ini. Karena itu,bila ingin mampu bertahan menjadi Penulis di Kompasiana ini,maka simpanlah artribut dalam lemari dan jangan digunakan saat menulis. 

Time Will Be The Witness

Waktu yang akan menjadi saksi,siapa diantara ribuan Penulis di Kompasiana yang lulus dalam Uji Sikap Mental dan mampu bertahan untuk tetap menjadi Penulis di Kompasiana . Jangan lupa,tidak lulus ujian dalam menulis,akan sangat berpengaruh terhadap karir diruang kehidupan lain. 

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun