Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Cucu Ikut Menanggung Beban Bila Orang Tua Salah Memilih Jalan Hidup

16 September 2021   18:33 Diperbarui: 16 September 2021   19:13 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ket.foto: Disinilah dulu saya jualan kelapa dan sekalgus tinggal selama bertahun tahun,yakni Pasar Tanah Kongsi"/dokumentasi pribadi

Hukum Sebab Akibat Tak Terhindarkan

Mungkin para pembaca semuanya ,sudah pernah mendengarkan istilah :" Hukum sebab akibat "  Tapi tulisan ini sama sekali tidak masuk dalam ranah hukum. Karena walaupun saya pernah kuliah di Fakultas Hukum  - Universitas Andalas di Padang,tapi saya drop out dan tidak sampai menguasai ilmu hukum. Jadi tulisan ini,hanya minjam kosa kata :"hukum" tapi esensialnya sama sekali tidak menyentuh masalah hukum ,melainkan menyangkut masalah kehidupan .

bersama-anak-di-tanah-kongsi-61432b3153f9cd5ed81920c3.jpg
bersama-anak-di-tanah-kongsi-61432b3153f9cd5ed81920c3.jpg

ket.foto: dulu neneknya jualan sayur di depan kedai kami,kini anaknya yang menggantikan /dokumentasi pribadi

Kembali Kejudul

Bila orang tua mendidik anak anaknya secara otoriter ,apalagi dilengkapi dengan alat siksa seperti rotan yang dibelah ujungnya,agar bila terkena kulit anak akan berdarah, maka sebagai akibatnya,kelak bila si anak yang dididik secara otoriter sempat bertahan hidup dan berkeluarga,mak hampir dipastikan akan mendidik anak anaknya,sesuai dengan apa yang dialaminya. Tulisan ini hanya pandangan secara umum dan tidak menunjuk kepada pribadi seseorang

Tulisan ini terinspirasi oleh karena pagi tadi saya menerima telpon dari salah seorang anak tetangga kami sewaktu masih tinggal di Pasar Tanah Kongsi di Padang .Sebut saja namanya Nancy. "Selamat pagi Om. saya dapat  nomor telpon Om dari keponakan Om . Boleh saya menganggu sebentar ?"

Dan saya jawab:" Boleh ,Nancy, pagi ini Om masih dirumah. Apa kabar nih? "   Dan selanjutnya Nancy bercerita banyak tentang hal hal yang bersifat pribadi,yang tentu tak elok saya ungkapkan disini . Inti pembicaraan adalah ,Nancy menyesali  papanya yang bersikukuh tidak mau keluar dari Pasar Tanah Kongsi,karena berprinsip:"Sudah ada tempat berteduh dan sudah bisa makan 3 kali sehari,mau apalagi?" Akibatnya,anak anak hanya bisa sekolah hingga SMP dan selanjutnya ,mulai menjalani hidup sesuai dengan ritual yang sudah dipateri oleh kedua orang tua mereka,yakni :"Jualan lontong dan kue kue". 

Hampir setengah jam Nancy bercerita dan kemudian ditutup dengan nada sedih ,sambil berkata :" Nancy tidak tahu ,bagaimana nasib ketiga anak anak kami. Mau pindah, papa mama sudah tidak kuat lagi . Tolong doakan ya Om" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun