Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kemarau Berarti "Total Lockdown" bagi Anak anak Hujan

9 September 2021   20:55 Diperbarui: 9 September 2021   20:59 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah Mendengarkan Tentang Anak Anak Hujan?

Saya mendengarkan langsung dari anak anak ini yang menamakan dirinya serta kelompoknya sebagai "anak anak hujan" Yang kerjanya menawarkan payung pada setiap pengunjung di mall yang kebetulan tidak membawa payung, sementara hujan turun. 

Bagi anak anak ini hujan berarti rejeki. Dan rejeki bermakna kehidupan bagi mereka. Mungkin karena itu timbullah ide dalam kelompok anak anak ini untuk menyanyikan lagu:

"Kami anak anak hujan.  Semakin sering hujan turun,semakin melimpah rejeki untuk kami..." 

Siapa yang mengarang lagu ini bagi mereka saya tidak sempat bertanya.  Pada waktu itu kami lagi berbelanja di Kelapa Gading. Begitu turun dari kendaraan dan berjalan menuju ke pertokoan tetiba hujan turun. Memang tidak lebat, tapi kalau tanpa payung pasti akan basah . 

Disaat seperti inilah "anak anak hujan" datang menawarkan payung yang lebar dan cukup untuk kami berdua berpayung .Saya tidak bertanya, berapa sewa payung ,kasihan tengok anak anak ini  .Usai berbelanja dan kami akan naik lagi ke mobil,saya kasihkan uang lembaran 10 kepada mereka berdua. 

Tapi dengan polos, secara hampir serentak mereka mengatakan:"Om kebanyak Om.cukup 5 ribu rupiah saja" Tapi saya katakan:"Saya tahu,simpan saja untuk kalian berdua ya"  Dan bagaikan koor mereka berdua berulang ulang mengucapkan terima  kasih.  Ternyata dalam kesulitan hidup,anak anak ini masih memegang kejujuran diatas segalanya.

Kemana Saja Orang Tua Mereka?

Bercerita tentang kehidupan ,tidak pernah akan berakhir,selama dunia masih berkembang Orang yang  hidup dalam kemiskinan,ceritanya tidak akan keluar dari kisah  penderitaan dan kelaparan .Sedangkan bagi kelompok orang yang kaya,topik bahasan mereka jauh berbeda,yakni ,mau beli  mobil mewah merek apa atau mau beli tas untuk isteri yang harganya ratusan juta rupiah. 

Dalam perjalanan hidup, setiap orang bisa menilai ataupun dinilai. Bagi yang roda kehidupannya sedang berada diatas,tentu dengan mudah memberikan penilaian dan tidak jarang memberikan penilaian yang bersifat menggurui. Bagaimana seharusnya hidup itu di jalani ,bagaimana mustinya perlakuan terhadap anak anak ,serta diikuti dengan saran atau tidak jarang larangan:” jangan begini dan jangan begitu”.  Seharusnya anak anak ini belajar dirumah,bukannya disuruh kerja dan seterusnya dan seterusnya. 

Bagi orang yang tidak pernah merasakan hidup susah ,begitu gampang menjustice orang lain,sebagai orang tua " memperalat anak anak mereka. Padahal menurut pengakuan anak anak ini,pekerjaan menawarkan payung ini adalah atas inisiatif mereka sendiri,karena menyaksikan ayah mereka kerja dari pagi hingga malam,namun tidak mencukupi untuk memenuhi kehidupan keluarga .Bahkan ibu mereka juga bekerja mengambil upah cucian dan seterikaaan.  jadi sama sekali tidak ada "exploitasi" anak anak .

Dokpri
Dokpri

Bagi yang kebetulan roda kehidupannya tersangkut di bagian bawah, tentu akan melahirkan cerita hidup yang berbeda. Sesungguhnya setiap orang tua, setidaknya memahami, bahwa tugas utama adalah menyekolahkan anak anak mereka.Tetapi ada kalanya hidup tidak belum memberikan mereka kesempatan untuk menata hidup secara ideal. Kalau memang memungkinkan,sebagai orang tua,tentu saja berharap ,dikala hujan turun,anak anak mereka duduk diruang tamu ,menikmati acara di televisi,sambil menikmati makanan enak. Tapi hal tersebut masih merupakan impian bagi mereka .

dokpri
dokpri

Musim Kemarau Bukan Hanya Menyisakan Derita Bagi Petani, tapi Juga Bagi Anak Anak Hujan Ini

Setiap kali musim kemarau tiba,yang yang menderita bukan hanya para petani semata,tapi juga mereka yang tinggal di kota,tapi harus mampu bertahan hidup dengan kerja keras  ,Dan karena tidak mencukupi,maka anak  anak ini,berkerja dengan menawarkan jasa pemakaian payung. Mereka bekerja ,hingga mall ditutup  dan baru pulang kerumah setelah lewat tengah malam. Berapa penghasilan anak anak ini semalaman ? Menurut Andi yang paling besar, masing masing mereka dapat mengumpulkan sejumlah  25 ribu hingga tiga puluh ribu rupiah,bila hujan mulai turun sejak sore dan bertahan hingga tengah malam

Meluangkan beberapa menit mendengarkan kisah anak anak ini,langsung dari mulut mereka,akan semakin membuka hati kita untuk lebih peduli dan berempati pada orang yang sedang hidup menderita. Dan bagi mereka yang merasa dirinya adalah paling malang didunia,mungkin dapat sadar diri,bahwa diluar sana ada jutaan orang yang hidupnya jauh lebih menderita dibandingkan diri kita

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun