Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dalam Marabahaya Bagaimana Sikap Kita?

3 September 2021   09:49 Diperbarui: 3 September 2021   17:59 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : www.pixabay.com

Kita Tinggal di Dunia, Bukan di Surga

Bagi yang sudah pernah melakukan perjalanan spiritual ke Surga mungkin bisa bercerita bahwa di sana sudah tidak ada lagi yang namanya "marabahaya". Semuanya damai dan sejahtera dan orang hidup saling berkasih kasihan tanpa pandang suku, agama, dan budaya. 

Tapi bagi kita yang masih tinggal di dunia ini, semuanya memahami bahwa hidup tidak selalu dalam zona nyaman dan aman atau dalam bahasa keminggris minggrisan dikenal dengan istilah "Comfort zone" 

Setiap orang waras selalu berharap dan berdoa agar dalam perjalanan hidupnya jangan pernah mengalami marabahya .Tetapi terkadang harapan tinggal harapan, yang terjadi justru bertolak belakang dengan harapan kita. Bahaya bisa datang darimana saja dan kapan saja

Berbagi Pengalaman Pribadi

Sedang mengemudikan kendaraan dari Padang menuju ke Jakarta persis sewaktu menyeberangi jembatan dan saya berusaha mengurangi kecepatan dengan mengangkat kaki dari pedal gas dan menginjak rem, tetiba rem blong dan sama sekali tidak bekerja. 

Saya berusaha untuk melakukan tindakan seakan memompa dengan cara menginjak rem berkali kali tapi hasilnya nihil. Sedangkan didepan ada kendaraan.

Pada waktu itu, didalam kendaraan ada isteri dan ketiga anak kami yang masih kecil. Sambil berdoa dalam hati saya sentakkan tuas perneiling ke gigi satu dan menarik rem tangan secara serentak.  terdengar bunyi "kraak" tapi roda kendaran berhenti berputar. Kendaraan rusak, tapi bersyukur kami sekeluarga selamat.

Dilain waktu ketika melaju dengan kecepatan 100 kilomenter perjam dijalan toll menuju ke Jakarta tetiba salah satu dari ban belakang pecah dibelakang ada bus yang melaju dengan kencang. Sementara kendaraan yang saya kemudikan melaju dengan oleh.  

Kalau saya rem mendadak maka kendaraan akan terbalik dan berakibat fatal bagi kami sekeluarga. Maka saya nyalakan sign kearah pinggir jalan dan menekan klakson untuk mengisyaratkan bahwa kendaraan ada masalah. 

Dari kaca spion saya tengok aman dan banting stir keluar dari jalan raya. Cari posisi aman dan nyalakan lampu parkir dan memasang dongkrak untuk mengganti ban dengan ban serap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun