Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Terkadang Hidup Itu Seperti Sandiwara

9 Juli 2021   23:00 Diperbarui: 9 Juli 2021   23:42 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: suara.indonesia.co.id

Padahal Nyata dan Menakutkan 

Bila menyaksikan sebuah film drama.saking piawai pengarangnya menuliskan jalan ceritanya dan ditambah lagi dengan Sutradara yang cepat tanggap melengkapi dengan backsoud berupa musik,maka tak jarang,sewaktu menonton,jantung kita ikut berdebar debar. Padahal kita tahu dan sadar bahwa yang kita saksikan adalah sebuah film.hasil karangan dari penulis skenarionya. 

Misalnya ada adegan perkelahian dengan senjata tajam. semua mata tertuju dengan perasaan tegang,seakan akan ikut terlibat dalam perkelahian . Padahal setelah usai shooting,para pemain yang tadinya "in action" sedang berantemu,sudah duduk ngopi bersama

Dalam Kehidupan Nyata 

Sebaliknya ,dalam kehidupan nyata.terkadang berbagai peristiwa yang disaksikan dengan mata sendiri, terjadi hal hal yang tidak masuk akal dan kalau diceritakan pada orang lain yang kebetulan tidak menyaksikan sendiri.mungkin  kita dikira lagi ngarang cerpen ataupun humor,padahal sungguh sungguh terjadi,bahkan dapat membahayakan orang yang terlibat dalam kejadian

Kisahnya begini:

Salah seorang tetangga saya sewaktu kami masih tinggal di kota Padang,sebut saja namanya Tedy. Orangnya sopan ,tapi sangat pendiam dan sama sekali tidak pernah tampak bercanda dengan siapapun. Sebagai pendatang baru dari Pekanbaru ,dengan sifatnya yang pendiam,maka tidak seorangpun dari para tetangga yang cukup dekat dengan dirinya. 

Suatu waktu,saat saya baru kembali dari kantor.didepan jalan menuju kerumah,tampak beberapa orang sedang berkerumun. Saya menghentikan kendaraan dan membuka  kaca jendela. Saya tanyakan pada salah seorang yang berdiri disana,ada apa?" 

Ternyata ,2 pengemudi kendaraan bermotor saling bertabrakan dan keduanya ribut karena saling menyalahkan. Saya mau turun untuk melerai,tapi posisi kendaraan saya menghalangi jalan,maka saya tidak mungkin turun dari kendaraan. Karena hanya berjarak beberapa meter dari kendaraan yang saya kemudikan,maka dengan sangat jelas,saya melihat,salah satu dari motor kaca spionnya patah,tapi pengemudi tidak tampak terluka. Ternyata salah seorang dari Pengendara Sepeda motor tersebut adalah Tedy.

Saya lihat ia mengambil batu dan kemudian menumbukkan batu tersebut ke kaca spion sepeda motornya sendiri, sambil berkata :" Hai .kaca spion lu pecahkan,nah gua sudah pecahkan kaca spion gua,jadi imbas kan?"

Tampak lawan bicaranya,terpana,menyaksikan cara pemecahan masalah yang dilakukan oleh Tedy. Karena tidak menjawab,maka Tedy mendekat dan melihat ,selain dari kaca spion pecah,tangki minyaknya juga penyok. Maka ,sambil tangannya masih memegang batu, Tedy kembali ke sepeda motornya dan menimpuk tangki sepeda motornya sendiri hingga penyok,sambil berseru:" Nah,kan sudah sama, kaca spion sudah gua patahkan,tangki sepeda motor gua sudah gua bikin penyok,jadi sudah sama kan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun