Bukan Hasil Minta Sumbangan Kepada Kedubes
Heboh mengenai minta minta sumbangan kepada Kedutaan Besar negara asing yang sempat menjadi bahan gunjingan. Walaupun akhirnya ada klarifikasi bahwa Surat tersebut, yang ditulis dalam bahasa Inggris dinyatakan ditarik, tapi sudah terlanjur merupakan tamparan bagi bangsa dan negara kita.
Gonjang ganjing mengenai minta minta sumbangan ini,sempat mendapatkan kritikan pedas dari anggota Komisi 1 DPR, seperti yang diberikan oleh Kompas.com :
"Anggota Komisi I DPR dari fraksi PDI Perjuangan, TB Hasanuddin, mengkritik pemprov DKI Jakarta yang meminta sumbangan penanganan Covid-19 ke sejumlah kedutaan besar.Selain tak etis, Pemprov DKI Jakarta dinilai melanggar prosedur"
(sumber berita : kompas.com)
Bukan Minta Sumbangan
Tetapi berita mengenai minta minta sumbangan ini dibantah,sebagaimana dapat dibaca dalam kutipan di bawah ini,yang dilangsir oleh Berita,satu.com:
“Bukan minta sumbangan tetapi ajakan kolaborasi. Kolaborasi itu gotong royong, Pemprov mengajak siapa pun elemen masyarakat termasuk pengusaha dan lain-lain untuk bergandeng tangan atasi pandemi. Sumbangan tidak dalam bentuk uang tetapi barang, dan langsung diserahkan kepada Rumah Sakit dan masyarakat yang membutuhkan,” ujar Tata dalam akun twitter @tatakujiyati sebagaimana dikutip Beritasatu.com, Sabtu (3/7/2021).
(Sumber : Berita.satu.com)
Indonesia Dapat Sumbangan dari Australia
Terlepas dari masalah benar tidaknya masalah DKI minta sumbangan kepada beberapa Kedubes negara asing ,yang penting ada berita bahwa Australia membantu Indonesia dalam nilai sekitar 836 Milliar rupiah . Untu jelasnya silakan disimak kutipan dibawah ini:
Indonesia Menerima Bantuan dari Australia untuk Membeli Vaksin di Tengah Upaya Percepatan Vaksinasi
Meski belum terealisasi, Australia memberikan dana kepada Indonesia sebesar $77 juta atau sekitar Rp836 miliar untuk membeli vaksin.Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Sadikin saat konferensi pers PPKM Darurat, Kamis kemarin (1/7)
[Sumber]
Tjiptadinata Effendi
