Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebagai Makhluk Ciptaan yang Paling Mulia

29 Juni 2021   19:22 Diperbarui: 29 Juni 2021   19:29 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto; anjing dan kucing berkasih kasihan/dokumentasi pribadi

Kita  Malu Pada Makluk Yang Kita Anggap Hina

Hidup itu adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir. Hal ini sudah tertuang dalam sebuah peribahasa kuno:"Learn from the cradle  into grave"  Peribahasa ini ada benang merahnya dengan peribahasa yang dikenal dikampung halaman saya,yakni :" Alam takambang jadi guru" Untuk belajar ilmu kehidupan,kita tidak dibatasi oleh sekat ruang dan dinding. Juga tidak musti belajar dari seorang guru ataupun orang pintar Karena sesungguhnya kita bisa belajar dari siapapun atau dari makluk apapun.

Contoh paling aktual adalah bahwa kita bisa berlajar dari semut.karena semut walaupun merupakan serangga yang rapuh dan mudah tewas terinjak oleh sepatu kita,ternyata memiliki nilai luhur dalam dirinya,yakni selalu menerapkan hidup berbagi. Jadi kalau manusia bangga dengan filosofi "Life is to share" yang terkadang hanya merupakan "lips service " atau pemanis mulut saja,tanpa pernah mengaplikasikannya secara nyata,justru serangga kecil yang  bernama semut ini,tak pernah menikmati makanan seorang diri,selalu berusaha menyeret sebutir nasi yang ditemukan,untuk dimakan bersama sama di sarangnya.

Begitu juga ,kalau kita mau membuka hati untuk belajar, cobalah perhatikan kehidupan sepasang burung pipit,yang harganya dipasar cuma 10 ribuan sepasang.  Mereka itu mengajarkan kepada manusia untuk selalu setia pada pasangan Dan bila terjadi petaka,seperti mislnya sarangnya dilanda badai dan hujan lebat hingga brantakan,,pasangan pipit ini tidak meratapi nasibnya berlama lama.Begitu hujan reda,mereka mulai mematuk satu persatu lembar rumput kering untuk membangun kembali sarang mereka yang sudah diporak porandakan badai.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Belajar Kasih Sayang Antara Anjing dan Kucing

Sebagai manusia, kita secara arogan sudah mematok bahwa :"Anjing dan kucing adalah musuh bebuyutan" Padahal tidak semuanya bertingkah laku demikian. Ada anjing dan kucing ,yang walaupun berbeda suku bangsa,bisa hidup saling mengasihi. Hal ini saya saksikan dengan mata kepala sendiri selama bertahun tahun. Saat kucing yang bernama Snowy suatu waktu pulang dengan kepala terluka,maka ia disambut oleh Frank dengan penuh perhatian dan kasih sayang, Franky menjilat jilat luka di kepala Snowy dan tampak sangat sedih. 

Suatu waktu,pernah Snowy entah karena apa selama 2 hari tidak pulang,maka Franky sibuk mundar mandir dan tampak gelisah,Bahkan makanannya tidak disentuh,karena sedih Snowy belum pulang. Keesokan harinya,saat Snowy pulang,Franky sangat senang dan memperlihatkan dengan penuh kasih sayang menciumi Snowy berkali kali.

Sebagai makluk yang konon merupakan makluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, terkadang kita malu pada diri sendiri, karena dalam hal kasih sayang, terkadang kita kalah dari mereka.

Coba saja perhatikan,bila ada berita bencana alam dan banyak yang tewas,pertanyaan pertama adalah:"Adakah anggota keluarga kita yang terkena musibah?:" Kalau tidak ada,maka kita senang dan mengucap syukur kepada Tuhan,karena bila yang tewas itu bukan bagian dari keluarga kita,maka kita akan bersikap masa bodo

Hanya sebuah renungan dimusim dingin

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun