Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hanya Sampah yang Mengikuti Arus

9 Juni 2021   11:41 Diperbarui: 9 Juni 2021   12:06 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita Harus Mampu Hidup Melawan Arus

Mengenai filosofi hidup adalah urusan pribadi setiap orang. Kalau boleh dianalogikan,orang yang menyelam kedasar laut ,memiliki tujuan masing masing. Ada yang sekedar hobi menyelam ,tapi ada juga yang menyelam karena ingin mendapatkan mutiara atau harga karun. 

Kalau keponakan saya yang bertugas sebagai seorang marinir,maka menyelam memang menjadi bagian dari tugasnya.  Jadi kita tidak dalam kapasitas mengatur ngatur orang untuk mencari ini dan itu. Kecuali satu team yang memang dibayar untuk mencari harta karun atau mengambil mutiara . 

Kalau orang menyelam ,tapi tidak tahu apa yang dicarinya,maka ia hanya akan membuang waktu secara sia sia ,menempuh bahaya yang siap menerkamnya dibawah laut,tapi tidak akan mendapatkan apapun,selain dari rasa letih .

Hal ini berbeda dengan orang yang menyelam mencari mutiara atau mencari harta karun,yang suatu waktu pasti akan menemukan apa yang dicarinya,walaupun tidak sepenuhnya sesuai harapan diawal

Walaupun tidak seratus perses tepat,tapi analogi ini dapat dijadikan kilas balik dalam kehidupan kita . 

Hidup Mengikuti Arus

Bila mau menyisihkan waktu 5 menit saja untuk memperhatikan air yang mengalir di sungai atau di selokan. Maka tampaklah aneka ragam.sampah yang berbaur dengan bangkai tikus terhanyut mengikuti arus sungai. Karena sampah memang ditakdirkan tidak berhak memilih jalan hidupnya. 

Tapi sebagai manusia kita diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan hidup dan jalan mana yang akan ditempuh.

Hidup mengikuti arus ataukah hidup melawan arus? The choice is yours but your choice id your life.

Pilihan ada ditangan kita masing masing dengan konsekuensi logis adalah  apa yang kita pilih akan menjadi hidup kita dengan segala akibat dan tanggung jawabnya.

Tjiptadinata Effendi 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun