Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Untuk Membungkam Kritikan Cukup Bilang Begini

4 Juni 2021   10:18 Diperbarui: 4 Juni 2021   10:33 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Rumput Tetangga Memang Tampak Lebih Indah"

Tidak semua orang mampu membuka hati untuk menerima saran ,apalagi kritikan . Padahal saran dan kritikan dibutuhkan agar kita terbangun dan sadar bahwa diri kita jauh dari sempurna. Ketidak mampuan menerima saran dan kritikan bukan hanya dialami oleh orang awam,tapi juga tidak jarang seorang Pejabat juga terbelenggu oleh rasa bangga diri yang semu. Jadi ingat peribahasa kuno: "Right or wrong ,this is my country!"

Sewaktu masih aktif sebagai Pengusaha,saya sering  ikut hadir dalam undangan rapat para pengusaha. Suatu waktu saya ikut hadir dalam pertemuan di Hotel Indonesia. 

Sewaktu ada sesi tanya jawab,maka salah seorang Pengusaha yang sering berpergian keluar negeri,memberikan masukan kepada pak menteri yang memimpin rapat,tentang mengapa diluar negeri bisa jauh lebih maju ketimbang kita di Indonesia. Tapi pak menteri bukannya menerima saran tersebut,tapi langsung berang dan mengatakan:" Ini negeriku,kalau anda bilang diluar negeri lebih baik,pindah saja anda kesana. Rumput tetangga memang tampak selalu lebih indah!" Semua yang hadir diam dan sejak itu ,jadilah pak menteri berbicara sendiri ,sedangkan seluruh yang hadir memilih diam sejuta bahasa.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Kembali Kejudul

Kemarin,saya menuliskan artikel tentang cara sebagian  masyarakat di Indonesia ,mengaplikasikan "sense of belongings " dalam kehidupan sehari harian. Bahwa karena merasa memiliki dan merasa bahwa semua yang ada adalah peninggalan nenek moyangnya,maka orang merasa berhak untuk melakukan apa saja,sesuka hatinya dan lupa diri bahwa sense of belongings tidak hanya merasa memiliki,tapi tak kalah pentingnya adalah merasa ikut bertanggung jawab.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Kali ini saya ingin mengajak para pembaca untuk menyaksikan cara orang Australia menerapka sense of belongings dalam keseharian. Antara lain dengan memaknai bahwa
  • Kebersihan itu adalah tugas setiap warga,bukan hanya tugas Pemerintah
  • Keamanan adalah tugas bersama bukan hanya tugas Polisi
  • Rerumputan didalam maupun diluar pagar, menjadi tanggung jawab dari pemilik rumah
  • termasuk pepohonan yang ditanam di depan rumah warga.merupakan tanggung jawab warga untuk menjaganya.
  • Bila ada tong sampah yang tumpah, karena badai, maka tetangga tidak segan untuk membantu memasukkan kembali ketong sampah
  • Petugas kebersihan selalu menjaga agar sampah yang diangkut, tidak berserakan sepanjang jalan.
  • Warga tidak hanya menyapu pekarangannya ,tetapi juga menyapu halaman yang berada didepan rumahnya. 
  • Jadi mereka tidak menunggu petugas yang membersihkan,
  • Setiap warga yang membawa anjingnya berjalan ditaman, diwajibkan membawa kantung plastik ,untuk membersihkan bab dari sang anjing . 
  • Tiap taman disediakan sarana untuk warga duduk ,sambil makan makan ataupun barbeque
  • dengan catatan, semuanya akan dibersihkan seperti sebelum di gunakan 
  • Setiap warga sangat menyadari bahwa bila desa atau kotanya bersih dan indah, semuanya adalah untuk mereka nikmati bersama. 
  • Jadi bukan dianggap urusan pemerintah.
  • setiap warga adalah informan bagi pemerintahnya. 
  • kebersihan dan keamanan lingkungan adalah tanggung jawab semua warga,karena merasa ikut memilik

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Tulisan ini bukan memberikan sanjungan kepada Australia,karena kami dikasih numpang tinggal gratis tanpa bayar pajak disini,tapi semata mata sebagai masukan bagi masyarakat di tanah air,untuk memaknai arti "sense of belongings " secara utuh,yakni :"merasa memiliki dan sekaligus merasa ikut bertanggung jawab atas kebersihan dan keamanan lingkungan"

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun