Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Iman dan Amal Harus Seimbang

1 Mei 2021   21:12 Diperbarui: 2 Mei 2021   04:22 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel Dibulan Ramadan Yang Sarat Pesan Moral

Dalam minggu ini dapat dikatakan tulisan "Kisah untuk Ramadan" mendominasi ratusan artikel yang ada di Kompasiana. 

Pesan moral yang dapat saya simpulkan tersirat dari beragam tulisan tentang pernak pernik menjalani Ibadah Puasa bagi umat Islam, antara lain adalah bahwa antara Iman dan Amal harus diterapkan secara seimbang demi menghindari agar jangan sampai terjebak oleh kesalehan sepihak. 

Sebagai "out sider" atau non Muslim, saya mencoba melakukan kilas balik dari apa yang saya baca dan saya menemukan "benang merahnya" dengan Khotbah Pastor minggu lalu, yakni tentang Iman dan Amal (kasih) harus sejalan Karena iman tanpa kasih adalah sia sia. Saya tidak mampu menjelaskan secara lebih rinci,karena bukan bidang saya dan sekaligus bukan dalam kapasitas menjelaskan tentang ajaran agama. 

Intinya adalah bahwa "iman tanpa kasih adalah sia sia". Suatu hal yang seringkali terlupakan,sehingga secara tanpa sadar menggiring orang mencari kesalehan sepihak,yakni yang penting dekat dengan Tuhan ,tanpa merasa perlu untuk memberikan setitik perhatian terhadap orang disekelilingnya. Hal ini membuktikan bahwa memang benar orang harus belajar sejak dari buaian hingga keliang lahat. Seperti yang tertuang dalam kalimat "Learn from the cradle to the grave". Semakin banyak belajar, semakin terasa begitu banyak hal yang tidak diketahui.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Aplikasikan Amal Sesuai Kemampuan Diri

Selama tinggal di Australia, disamping ikut berbagai kegiatan sosial maka yang dapat kami lakukan untuk mengaplikasikan hidup beramal (berbag) adalah dengan ikut menyumbangkan masakan Padang, seperti Nasi goreng dan Rendang Padang dalam berbagai kegiatan sosial. Karena kami tidak mungkin ikut berbagi dengan mengikuti jejak warga lokal yang menyumbang dalam jumlah yang bagi kami terlalu besar. 

Kalau di Indonesia, kita ikut partisipasi dalam menyumbang, senilai 100 - 200 ribu rupiah sudah lumayan, tapi kalau disini 100 ribu rupiah, hanyalah setara 10 dolar.Maka kami memilih menyumbangkan pakaian bekas. Menyumbang tidak harus pamer dan juga tidak perlu masuk koran. Salah satu caranya memasukkan sumbangan kedalam box yang sudah disediakan.

Dengan cara ini hanya kita dan Tuhan yang tahu apa yang kita sumbangkan. Apakah pakaian yang layak pakai ataukah pakaian yang sudah seharusnya masuk ke dalam tong sampah.  Menyumbang dengan cara ini baru terasa tentang pesan, "Kalau tangan kananmu memberikan, hendaknya janganlah sampai tangan kirimu mengetahuinya".

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Kotak Sumbangan Ini Ada Diberbagai Lokasi

Kotak sumbangan ini terdapat di mall yang berada di daerah Curambine dan juga di beberapa lokasi lainnya Terbuka 24 jam, sehingga kapan saja ada waktu, bisa men-drop sumbangannya kedalam kotak sumbangan yang tersedia. Yang didisain sedemikian rupa sehingga tidak akan kemasukan air bila hujan lebat, serta tidak dapat diambil oleh tangan tangan yang tidak berhak.

Saya tidak tahu apakah di Indonesia juga sudah diterapkan menyediakan tempat sumbangan seperti terlihat pada gambar. Sehingga setiap orang dapat ikut berbagi tanpa harus menunggu memiliki kelebihan, salah satunya adalah menyumbang pakaian bekas.

Karena apa yang bagi kita sudah tidak berguna lagi boleh jadi bagi orang lain sangat dibutuhkan .Barang barang yang bagi kita ditumpuk di gudang sebagai barang rongsokan,mungkin bagi orang lain merupakan sesuatu yang didambakannya. Sehingga dengan demikian,setiap orang dapat mengaplikasikan hidup berbagi,dengan apa adanya.

Hanya sebuah renungan kecil di akhir pekan

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun