Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Merantau? Ciri Khas Orang Indonesia Tetap Terbawa

29 April 2021   10:42 Diperbarui: 29 April 2021   11:09 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi/bawa pulang setumpuk buku baru dengan gratis

Kalau Ada Yang Gratis, Mengapa Pula Harus Beli?

Tinggal belasan tahun di negeri orang dan bergaul dengan aneka ragam suku bangsa di dunia tentu saja berpotensi menggeser kebiasaan yang selama ini menjadi ciri khas diri sebagai orang Indonesia. Misalnya, ada yang sudah lupa akan bahasa Indonesia, bahkan ada yang lupa bahasa daerahnya sendiri, padahal lahir dan dibesarkan di Indonesia. Ada juga yang kebiasaan hidup berubah total. Biasanya di kampung halaman sarapan dengan nasi goreng dan sebutir telur mata sapi, sejak tinggal di negeri orang, ikutan gaya orang barat makan, yakni sarapan dengan roti keju dan ham, serta susu dan sereal. Tentu saja hal ini menjadi hak preogatif  dari setiap pribadi, mengapa pula kita yang ikut ikutan sibuk mengurus gaya hidup orang lain?

Kebiasaan Yang Sudah Mendarah Daging

Selain dari gaya hidup, ada kebiasaan yang sudah mendarah daging dalam diri saya sebagai salah satu orang Indonesia. Yakni kalau ada yang gratis, mengapa pula harus beli ? Tentu saja pengertian gratis disini adalah secara formal memang dibagikan .Bukan rebutan makanan yang khusus disediakan bagi orang miskin. Salah satunya adalah mendapatkan buku buku bermanfaat tanpa harus mengeluarkan dana . Salah satunya adalah mendapatkan buku tersebut di kantor information Turism 

bawa tas dan isi dengan buku gratis, kalau nggak nyolong, apa salahnya?/dokumentasi pribadi
bawa tas dan isi dengan buku gratis, kalau nggak nyolong, apa salahnya?/dokumentasi pribadi
Ada Yang Gratis, Mengapa Tidak?

Kantor Turis yang kami kunjungi di Perth adalah Burswood Turis Information yang lokasinya berada di Victoria Park. Kantor yang dikelilingi oleh bunga bunga mawar ini semakin menyemarakkan lingkungan yang sudah apik disini. Begitu memasukki pintu kantor, sudah disambut dengan sapaan ramah dari Petugas,

"Hi good morning.. what can I do for you Sir?" Banyak buku buku tentang wisata yang terpajang di sana dan kami dipersilakan memilih, mana yang mau dibawa pulang. Jangan kira karena dibagikan gratis, terus buku buku ini dicetak di atas kertas murahan, malahan sebaliknya, dicetak di atas kertas lux yang sangat bagus karena semuanya dibiayai oleh pemerintah daerah. 

Boleh Ambil Sesukanya

Agar jangan dikira rakus, maka saya bertanya berapa judul yang boleh kami ambil? Dan dengan senyum manis, petugas menjawab,

"As much as you wish, Sir"  Wuih, enak banget, serta merta gaya khas orang Indonesia tampil mengedepan, yakni "kalau ada yang gratis, mengapa pula harus beli?" Tapi walaupun demikian, tentu saja saya tidak kemaruk mengambil sebanyak-banyaknya. Malu dong dan juga malu-maluin nama bangsa dan negara kita. Kami hanya  memilih beberapa judul buku yang dicetak di atas kertas mewah dan gambar-gambar yang disajikan dalam bentuk full colour.

Isi buku, sarat dengan beragam pengetahuan, misalnya ada penjelasan tentang kota tua Fremantle yang  dilengkapi dengan pasar rakyat, restoran dan bagi yang suka berlayar, ada kapal kapal pesiar jarak tempuh satu dua jam, dengan biaya perorang berkisar 60 -70 dolar atau memilih night cruse sambil menikmati makan malam di atas kapal dalam perjalanan.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Buku Menjadi Pedoman Travelling

Ternyata buku yang kami dapatkan secara gratis banyak manfaatnya, antara lain, kami tahu kapan Wild Flower mulai musim, kapan ada Festival Araluen flower dan kapan ada  tur tur yang murah meriah. Buku tersebut ikut melengkapi perpustakaan pribadi yang mulai kami bangun sejak tinggall di Burns Beach, di rumah putra kami.  Belum banyak buku yang terkumpul, baru sekitar 120 judul

Jadi kalau hidup di negeri orang, harus pandai pandai membawa diri, tapi jangan lupa harus pandai pandai juga menjaga nama bangsa dan  negara kita, karena di kening setiap orang Indonesia, telah ditandai dengan meterai "Merah Putih" Paspor bisa saja gonta ganti, tapi setiap kali ada orang Indonesia yang melakukan tindakan melanggar hukum, maka nama  Indonesia akan terbawa bawa walaupun yang bersangkutan sudah bukan lagi warga negara Indonesia

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun