Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Usia 30 Tahun Saya Masih Penjual Kelapa

26 April 2021   17:26 Diperbarui: 26 April 2021   17:58 1702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usia 37 Tahun Saya Sudah Jadi Pengusaha 

Kami menikah di usia 22 tahun dan langsung merantau ke Medan. Gagal berusaha sebagai pedagang antar kota, semua uang ludas dan masih menyisakan utang pada tante dimana kami menumpang tinggal selama di Medan,yakni di Jalan Gandhi  no, 39 F ,Simpang Jalan Asia di kota Medan. Mencoba menjadi kuli di pabrik Karet.Hasilnya hampir mati terserang Malaria,karena tinggal di pemondokan buruh yang lokasinya dekat hutan dan sarang nyamuk ,di desa Petumbak,  Deli Serdang ,37 km dari kota Medan.

disini dulu kami tinggal/dokumentasi pribadi
disini dulu kami tinggal/dokumentasi pribadi
Gagal merantau,pulang kampung dengan menebalkan kulit muka. Dan seperti yang sudah pernah saya kisahkan,kami hidup menderita selama bertahun tahun,sehingga anak sakit,kami harus jual cincin kawin untuk biaya berobat. Mengulang ulang kisah lama,bisa menyebabkan tulisan ini di hapus Admin dan sekaligus bisa menyebabkan pembaca mual mual.karena dijejali kisah hidup yang itu ke itu juga.  

Singkat cerita ,hingga berusia 30 tahun ,saya dan isteri serta putra pertama kami masih hidup dan bernafas dalam lumpur  di Pasar Tanah Kongsi. Jadi di tahun 1973 ,untuk sebungkus nasi rames,saya masih harus berutang dengan Koh Santung ,yang jualan nasi di gerobak,didepan Bioskop Purnama kota Padang.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Tahun 1980 Kami Sudah Tinggal Di Wisma Indah I Ulak Karang

Setelah pindah dari Pasar Tanah Kongsi ke Jalan Kampung Nias I/14 A, Padang, kami membangun rumah di komplek Wisma Indah I ,/no, 6 ,yang  tanahnya seluas 700 meter dan sekalian membangun paviliun 3 lantai. Kog bisa ? Korupsi ? Bukan ! Menang lotterai ? Juga bukan. Semuanya adalah berkat usaha dan kerja keras selama bertahun tahun 

Langkah langkah yang ditempuh:

  • berhentilah berkeluh kesah. Karena orang yang selalu mengisi hidupnya dengan keluh kesah,adalah orang yang menabur benih benih negatif dalam hidupnya.
  • berhentilah melecehkan diri sendiri. Karena kalau orang tidak bisa menghargai dirinya sendiri,bagaimana pula orang lain bisa menghargai kita.Ada seribu alasan ,untuk tidak mau berubah: saya sudah tua,saya bukan sarjana, saya masih terlalu muda.,saya tidak punya modal,saya kurang sehat,tidak ada yang mendukung saya dan seterusnya.
  • mengubah persepsi kita tentang hidup. Kita harus menyakinkan diri kita,bahwa kalau orang lain,bisa sukses,maka kitapun bisa.Mengubah persepsi tentang hidup,berarti mengubah sikap mental,maka prilaku juga akan berubah.
  • Setiap pengulangan kalimat yang sama,secara sadar ataupun tidak akan menjadi doa kita. Dalam bahasa yang vulgar,orang yang selalu berkeluh kesah adalah orang yang mengutuki dirinya sendiri, maka kutukan itupun jadilah.
  • tentukanlah target yang ingin kita capai,hal ini akan menjadi motivasi diri. Karena motivator terbaik di dalam hidup ini adalah diri kita sendiri. Target atau cita cita amat dibutuhkan untuk menciptakan kegairahan hidup dan bekerja
  • do it now ! Jangan membiasakan diri untuk menunda. Karena menunda akan memperlemah kemauan kita untuk melakukannya.Bahkan boleh dikatakan, orang yang selalu menunda rencananya,adalah orang yang merencanakan kegagalan didalam hidupnya.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Resep Sederhana Yang Mampu Mengubah Nasib 

Resep sederhana ini sudah saya praktekan dalam hidup pribadi dan hasilnya adalah : dari seorang penjual kelapa di pasar,bisa berubah nasib menjadi eksportir. Dari orang yang hanya untuk makan sehari 3 kali,harus berhutang,berubah menjadi orang yang bisa makan sehari di 3 negara.

Ini bukan kisah film senetron,tapi secuil kisah hidup sejati. Meratapi nasib tidak akan mengubah apapun.Bahkan Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang,bilamana yang bersangkutan tidak mau berusaha mengubah nasibnya. Bukankah begitu?

Ada tertulis: "A picture can tell much more than thousands words can do" Nah,silakan dibandingkan foto kami diusia 30 tahun dan saat setelah nasib kami berubah total.

Tulisan ini sama sekali bukan pamer pencapaian,melainkan untuk memotivasi para pembaca ,yang mungkin diusia 30 tahun,merasa dirinya :"bukan siapa siapa dan bukan apa apa" Dare to dream. Believe it and do it and then you,ll get it"

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun