Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebahagiaan Tidak Bisa Dibeli

24 April 2021   16:35 Diperbarui: 24 April 2021   16:37 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket,foto; dokumentasi pribadi

Mau Pamer Kebahagiaan Boleh Nggak  Ya?

Membaca judul tulisan ini,kayaknya mau nyindir orang kaya ya? Tapi seperti kata pribahasa yang keminggris minggrisan :"Don't judge the book by it.s cover" Janganlah menilai sebuah buku,hanya dengan membaca judulnya saja,karena sering kali isinya  berbeda total dengan prakiraan orang . Tulisan ini bukan  lantaran mau nyindir orang kaya,tapi ingin pamer tentang kebahagiaan. Orang bisa membeli kesenangan dengan uangnya,tapi tidak dapat membeli kebahagiaan .Karena itu banyak orang kaya dan celebritis kaya raya yang hidupnya jauh dari dapat disebut bahagia. Karena itu tulisan ini tidak akan membahas tentang orang kaya,tapi bagaimana kita dapat meraih kebahagiaan dengan cara sangat sederhana

Kalau mau pamer kekayaan,wuiih jauh panggang dari api. Tapi kalau sekedar pamer kebahagiaan,bolehlah . Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan,sejak pagi bangun dan berada dalam Lockdown total.,kami duduk bersanding didalam ruangan dengan memanfaatkan sofa yang dihadiahkan oleh putra kami. 

Sesuai dengan komitmen antara kami berdua,hari Sabtu dan hari Minggu adalah "me time untuk isteri saya nonton drakor" Setelah mempersiapkan untuk sarapan dan makan siang, wanita belahan jiwa saya ini melakukan tapa dengan  menonton drakor. Saya duduk hanya berjarak 10 centimeter ,duduk menekuni laptop. Pagi tadi saya dapat dikatakan sukses,menggoda lebih dari 100 orang untuk membaca tulisan saya  .Bagi saya jumlah diatas seratus orang pembaca,sudah wah banget.  Sudah happy. Karena kalau saya berharap dibaca 1000 orang,maka setiap kali saya menulis,hanya akan menuai kekecewaan demi kekecewaan. Kalau begitu untuk apa menulis ya? Buang energi,buang uang untuk beli pulsa dan hasilnya sakit hati melihat tulisan orang lain dibaca ribuan orang Begitulah saya mengatur mindset saya dalam menjalani hidup ini

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Kembali Kejudul

Kami berdua sama sama memaklumi,bahwa diri kami jauh dari sempurna. Walaupun sudah hidup bersama sama selama lebih dari 56 tahun,tetap saja dua watak yang berbeda tidak dapat dipaksakan untuk sama dan sebangun,seperti teori ilmu pasti. Maka kami berdua sudah sepakat,untuk saling menerima segala kekurangan dan kelebihan. Sesuai dengan janji pernikahan :"Aku  akan mencintai engkau dengan sepenuh hati dan segenap jiwa,dalam suka dan dalam duka ,dalam untung maupun malang"  

Dan kami bersyukur kepada Tuhan,sudah melalui hari hari yang penuh derita dan sengsaara dengan selamat dan saling menguatkan .Kini semas kami sama sama mulai menua,dapat menikmati hari hari yang sarat dengan kebahagiaan. 

Satu Menit Saja Saya Keluar Sudah Dicari  

Kalau saya keluar rumah hanya untuk buang sampah yang jaraknya hanya 20 meteran,selalu saya bilang dulu:" Lin,koko mau buang sampah ya," kalau saya nggak bilang,isteri saya akan kehilangan dan sibuk mencari saya. Begitu juga ,kalau isteri saya lagi naik kelantai atas mau gendong cicit,pasti lapor dulu:" Koko,Lin mau gendong Hayley ya"

Jadi jangan pikir,romantis itu hanya milik pasangan muda,karena kami menerapkannya sudah lebih dari setengah abad. 

Kesimpulan :

Kebahagiaan itu sangat sederhana. Duduk santai berduaan sepanjang hari  sudah merupakan kebahagiaan bagi kami berdua. Tidak perlu mencari kebahagiaan hingga kepelosok dunia,karena kebahagiaan itu ada dalam hati kita masing masing, Dengan mengawali hari dengan bersyukur kepada Tuhan,maka secercah kebahagiaan sudah menandai hari hari kita. Selanjutnya tinggal kita mengisinya dengan canda dan tawa.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun