Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Membedakan "Cina Totok" dan "Cina Peranakan"

14 April 2021   04:51 Diperbarui: 14 April 2021   05:39 4845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: branny.quote


Dalam Pergaulan Sehari Harian

Perbedaan yang mendasar antara :"Cina totok" dan "Cina Perantauan" ,merujuk dari tanah kelahirannya. Cina totok yang belakangan di perhalus menjadi Tionghoa totok dan Tionghoa Peranakan  Karena  orang Cina yang dilahirkan di negeri Cina dan kemudian menetap di Indonesia, disebut sebagai :"Cina totok" 

Sedangkan sebutan  Tionghoa Peranakan,adalah orang yang nenek moyangnya berasal dari negeri Cina dan sudah berbaur serta menikah dengan warga lokal di Indonesia yang disebut sebagai Pribumi. Seperti misalnya dalam keluarga besar kami yang terdiri dari etinis Tionghoa, Nias, Minang, Jawa, Batak, Sunda, dan seterusnya, bahkan ada orang Belanda, Australia, Korea, Jepang  . 

Putri adik kandung saya ,menikah dengan pria Jerman dan kini tinggal di Bangkok. Cucu kakak saya menikah dengan orang Amerika dan tinggal di Boston ,yang satu lagi tinggal di Philadelifia .Kalau diminta saya menuliskan secara detail,saya ngaku kalah,karena lebih dari 200 orang yang tersebar diseluruh belahan dunia.

Kembali Kejudul

Orang Tionghoa peranakan,bukan hanya mampu berbicara dalam bahasa Indonesia,bahkan menguasai bahasa daerah dimana ia dilahirkan secara baik Sementara itu,Cina totok,betapapun berusaha untuk belajar beradaptasi dengan berbahasa Indonesia,tetap saja sangat kentara,bahwa dirinya adalah Cina totok. Sehingga orang Cina Totok,mustahil dapat menyamai orang Tionghoa Peranakan dalam  hal berbahasa Indonesia

Perbedaan Gaya Bahasa Yang Berpotensi Menciptakan Salah Sangka dan Sekaligus Merupakan Bahan Tertawa

Sewaktu kami masih tinggal di Pasar Tanah Kongsi ada seorang Cina totok,yang biasa dipanggil "Ncek Sampelo" Pekerjaannya adalah menjual daging, Biasanya menjual daging babi ,tapi terkadang bila ada pemburu yang berhasil menembak rusa,maka akan dijual kepada Ncek Sampelo ini,untuk dijual eceran  Karena daging rusa terkenal sangat enak dan empuk dan minim lemak,maka setiap kali Ncek Sampelo menjual daging rusa,maka jualannya sangat laris.Karena sudah lama tinggal di Padang,ia sudah tahu,bila menjual daging rusa,ia tidak menjual daging babi.

Tempat jualannya,persis didepan kedai,dimana saya pada waktu itu jualan Kelapa Parut. Karena itu ,bila sudah siang dan  tidak ada lagi yang membeli kelapa parut,saya duduk menonton orang sibuk membeli daging rusa. Suatu hari , ada seorang Pembeli yang tampaknya baru pertama kali berbelanja  ke Pasar Tanah Kongsi ini..Dan ia bermaksud membeli daging rusa. Ketika bertanya:"Hai ncek,berapa harga daging rusa sekilo?"

Dan langsung si Ncek menjawab:" Owe kasih mulah,pek go tje kilo"  (saya kasih harga murah,hanya 150 rupiah perkilo)

Cal0n pembeli bingung,mendengar dan mengulangi lagi pertanyaan dan jawabannya sama yakni:"Pek Go"  Pria yang ingin membeli daging rusa melirik kepada saya dan bertanya: "Berapa katanya koh?" Dan saya bilang :"Pek go itu artinya seratus limapuluh rupiah pak"

"Oo seratus lima puluh rupiah ya" Kata yang nanya sambil manggut manggut .Dan kemudian Pria ini mencoba menawar kepada di Ncek"Hai Ncek,kalau seratus rupiah saya boleh ?" 

Dan si Ncek menjawab:"Hayaa lu gilah "

Mendengar jawaban Ncek Sampelo, pria yang menawar tadi langsung naik darah dan berkata:" Kurang ajar ,saya cuma menawar,mengapa bilang saya gila?"

Dan jawaban si Ncek:" Ya lu gilah ...mana bisa cuan...lu gilah" 

Dan sebelum mereka berantem,saya jelaskan kepada pria tersebut:"Maaf pak,maksudnya bukan memaki bapak gila,tapi maksudnya ,kalau harga sertus rupiah ,ia rugi . Maklum orang cina totok,tidak bisa menyebutkan huruf :"R" . Wajah pria tadi yang merah padam saking marah,kini jadi geli mendengarkan penjelasana saya. Akhirnya ia jadi membeli daging rusa dengan harga 150 rupiah. Dan sewaktu membayar,pria ini berteriak:"jadi kalau harganya dikurangi,lu gila ya " 

Dan si Ncek yang tidak mengerti ,langsung menjawab :" Ya ya kalau  halga kulang,lugilaaa " Dan semua orang yang hadir tertawa . 

Ini hanya salah satu contoh,bagaimana berkomunikasi dengan orang Cina totok. Tapi kalau komunikasi dengan Tionghoa peranakan,jangankan bahasa Indonesia ,karena bahasa daerah juga dikuasai ,karena sejak lahir sudah menggunakan bahasa setempat.Seperti misalnya,dalam keluarga kami,sejak kecil dirumah bahasa yang kami gunakan adalah bahasa Padang . 

Hanya kata ganti :"Ambo " menjadi Owe .Tapi kalau diminta saya berbahasa Mandarin,yang saya tahu adalah:"Xie Xie nin. dan Wo ai nie" Kalau bahasa Hokkien yang saya tahu adalah: "Kamsia ya" Kog cuma itu? ya yang namanya "Cina foto copian" yang lahir di Padang,cuma bisa gitulah..lugilah 

Akhir kata,"Cina totok" maupun "Cina foto copian" kayak saya,adalah sama sama bagian dari bangsa Indonesia. 

Selamat menunaikan Ibadah Puasa bagi saudara saudara yang menjalani. 

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun