Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Muda Mirip Yackie Chan, Tua Mirip Bela Chan

11 April 2021   05:14 Diperbarui: 11 April 2021   11:25 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: 21 tahun lalu,yakni diusia 56 tahun/dokumentasi pribadi

Tak Seorangpun Dapat Menghindar Dari Takdir

Kisah tentang bagaimana manusia sejak zaman dulu mencoba dengan berbagai cara dan gaya,dari mulai upaya yang masuk akal ,hingga ritual yang berada diluar jangkauan nalar,telah dilakukan ,demi untuk menghindar menjadi tua. Ternyata Firaun dengan segala kekuasaan dan kejayaan,serta kekayaannya,pada akhirnya terbukti tidak mampu melawan takdir. Begitu juga dengan Cleopatra yang kecantikannya menjadi idaman hampir setiap wanita didunia,akhirnya tetap saja tidak mampu menyanggah takdir .

Kata orang pintar:"Jangan belajar hanya dari kesuksesan orang lain,tapi belajarlah juga dari kegagalan kegagalan orang " Karena hanya dengan demikian,semakin bertambahnya usia ,kita akan arif dan bijak dalam menerima kenyataan hidup,yakni bahwa :"Suatu waktu kita semua akan menua"

Ketika masih muda,kata orang diri saya  mirip dengan Yackie Chan,tapi saat sudah berusia 77 tahun plus,lebih mirip dengan "Belachan" . Karena rambut sudah mulai rontok,gigi sudah mulai pensiun sana sini dan wajah sudah mulai keriput kayak belachan terjemur sinar mentari. Kalau dulu harum bau parfum,kini "harum" bau minyak angin cap lang atau minyak kayu putih. Tapi mau apa lagi? Ini namanya takdir.bahwa semua orang suatu waktu tidak dapat menolak menjadi tua. 

Nasib ada ditangan kita,tapi takdir ada ditangan Tuhan. Kita dapat mengubah nasib dengan berusaha dan kerja keras serta cermat,tapi tak seorangpun betapapun hebatnya,yang mampu melawan takdirnya. Bukankah begitu?

Kalau Tuhan Mengizinkan Bulan Ini Saya Naik Pangkat 

Bila Tuhan mengizinkan ,bulan ini saya akan naik pangkat.Dulu anak anak memanggil saya :" Papa."kemudian cucu cucu yang berjumlah 11 orang memanggil saya :"Engkong" dan kini saya akan naik pangkat menjadi :"Engkongco". Karena dari mantu cucu pertama akan lahir seorang cicit. Kalau dulu ,orang akan berkata: "Wah,si Opa ganteng ya " ,tapi kini the only one atau satu satunya orang yang masih bilang saya ganteng adalah wanita yang sudah mendampingi hidup saya sejak tahun 1965 hingga kini and for ever and ever. Kata Lina kepada saya:"Koko,satu satunya laki laki yang Lin cintai sejak dulu dan untuk selama lamanya adalah diri koko" Satu kalimat sakti,yang menyemangati hidup saya dikala saya merasa down

Kami bersyukur kepada Tuhan,walaupun kami masih terus belajar menjadi orang tua yang baik,bagi anak anak dan cucu cucu,serta cicit,kami telah mampu menerima,bahwa suatu waktu semua orang akan menua Dan saat ini kami berdua sudah tiba pada posisi ini. Tapi kami bersyukur tak henti hentinya,karena di hari tua,kami dapat menikmati hidup yang layak dan disayangi anak mantu cucu dan cucu cucu serta mantu cucu dan juga disayangi oleh para sahabat kami ,khususnya sahabat kami di Kompasiana.

Terima kasih untuk kasih sayangnya

Renungan menjelang kenaikan pangkat menjadi Engkongco (kakek buyut)

(belacan- semacam terasi yang dulu menjadi santapan akrab ,saat hidup  kami morat marit)

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun