Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Impian Kami Dulu Mau Tinggal di Desa Terpencil

23 Maret 2021   04:42 Diperbarui: 23 Maret 2021   06:37 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : shutterstock.com

Tapi Terjadilah  Apa Yang Memang Harus Terjadi

Manusia boleh saya berusaha,merencanakan dengan matang,bahkan menjadikan impian yang ingin dicapai dalam hidupnya.Tapi  seperti yang selalu diucapkan dalam setiap mengakhiri doa ,yakni :"Not my will should be done but Thy will done" Bukan mauku ,tapi kehendakMU lah yang terjadi " Inilah yang kami alami dalam perjalanan hidup ini.

Sewaktu masih aktif sebagai Pengusaha,kami telah mempersiapakan masa pensiun kami ,untuk membangun  rumah di desa terpencil,yakni di daerah Kinali Pasaman Barat. Bahkan kami sudah membeli sebidang tanah,seluas 1,7 Hektar untuk dijadikan semacam :"Taman Firdaus " Kami memilih tanah dimana ada anak Sungai yang mengalir. Dengan harapan,bila kelak kami tinggal disana,selain dari bercocok tanam,setiap hari kami berdua dapat melewati hari hari kami dengan memancing . 

Diatas tanah ini,kami sudah membangun sebuah pemondokan, yang ditempati oleh mas  Suhardi ,yang datang dari kota kecil Sragen di Pulau Jawa.  

Keluarga ini tidak punya rumah dan selama ini  tinggal digubuk gubuk Kami ajak mas  Suhardi bersama  anak  isteri nya tinggal disana dan tidak perlu membayar sewa apapun. Tugasnya adalah menjaga agar tanah kami tidak diserobot orang Sementara tinggal disana,ia boleh memanfaatkan tanah kami untuk menanam tanaman muda dan hasilnya seratus persen untuk keluarganya. Jadi tidak perlu bagi hasil . 

Jalan Masuk  Sudah Kami Beli 

Dari DMJ -Daerah Milik Jalan,hingga tiba di lokasi tanah kami,jalan selebar 5 meteran sudah kami beli.Bahkan karena berperkara,kami terpaksa harus membayar dua kali. Lebih dari 100 pohon kelapa sudah kami tanami,sekaligus sebagai pembatas dengan tanah orang lain. Rencananya kelak disana kami akan membangun Vila dan tinggal disana berdua. Bila sesekali anak cucu mantu datang jalan jalan,mereka bisa tinggal bersama kami didesa

Rencana Tinggal Rencana

Tapi ternyata,satu persatu anak kami meninggalkan kota Padang dan pindah ketempat terpisah.Awalnya putra pertama pindah ke Bogor dan kemudian menetap di Australia. Putri kami sejak melanjutkan kuliah di interior design ,memutuskan untuk menetap di New South Wales dan putra kedua tinggal di Rawamangun Jakarta

Kejadian ini membuat saya dan istri tertegun.Baru sadar, bahwa kami berdua merencanakan ,tanpa berunding dengan putra putri kami,karena yakin,mereka tidak akan meninggalkan Indonesia.Ternyata kami keliru. Maka kami berdua ,memutuskan untuk menghentikan  rencana untuk membangun Villa dengan segala kelengkapannya di desa Kinali.. Karena kami tidak ingin kelak cucu cucu tidak mengenal kami,bila kami menetap didesa

Rencana Tuhan Yang Terindah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun