Rasanya Nggak Tega BangetÂ
Apakah hal ini dialami khusus bagi yang baperan kayak saya ataukah semua orang merasakan? Padahal kalau hanya mengandalkan logika semata gampang banget, tinggal klik"unfriend", sudah selesai .
Tapi kita tidak hanya terdiri dari logika semata, melainkan ada  rasa dan tenggang rasa. Hal ini menjadi dilemma yang tidak kasat mata. Disatu sisi sudah berjibun teman teman yang menunggu untuk di "Confirm"dan beberapa orang diantaranya bukan hanya sebatas teman, tapi sekaligus masih ada hubungan kekeluargaan.Â
Rasanya sangat tidak enak hati mendapatkan pesan:"Selamat sore Om. permintaan pertemanan saya via facebook sudah lebih dari seminggu belum di confirm."Â
Tetapi setelah satu persatu saya teliti dan jari tangan saya mau menekan tombol "Unfriend" tetiba saya sadar bahwa yang mau saya unfriend itu adalah salah satu keponakan kami. Maka saya alihkan kenama lainnya dan kali ini menyasar ke nama nama yang berbau asing karena seluruh nama Indonesia semuanya adalah "sahabat dan kerabat" yang tidak mungkin saya "Unfriend"Â
Nah, ketemu nama "Sheilla dan Freud", tapi lagi lagi begitu jemari saya bergerak untuk menekan "unfriend " tiba tiba saya ingat bahwa Sheilla dan Freud adalah tetangga baru kami yang mengundang kami dalam pertemuan antar tetangga
Mau Menghapus Pertemanan Dengan Orang Yang Sudah Almarhum, Gampang?
Terpikir oleh saya diantara 5000 nama yang tercatat sebagai teman di facebook beberapa orang diantaranya sudah almarhum. Nah kembali ke logika, orang yang sudah almarhum mana pula mungkin bisa aktif di facebook? Malahan kalau yang bersangkutan mengirimkan pesan saya yang akan terkaget kaget karena berkomunikasi dengan roh orang yang sudah almarhum.
Tapi ternyata saya sungguh tidak punya nyali yang cukup kuat. Padahal menurut kata orang sosok yang bernama Tjiptadinata Effendi adalah sosok yang sudah kenyang makan asam garam dan minum empedu kehidupan. Tapi ternyata untuk meng "unfriend " teman yang sudah meninggal  sejujurnya saya tidak punya cukup nyali.
I Wayan Parnata
- alm semasa hidup, setiap kali kami berkunjung ke Jayapura selalu dijemput bahkan diajak makan kepiting jumbo. Nah, mana saya tega menghapus dari pertemanan?
Bimo Prakoso
Jadi ingat semasa kami ke Sumedang dan berkunjung ke makam Cut Nyak Dhien, alm pak Bimo yang menemani kami. Bahkan dalam setiap ada kegiatan di Bandung selalu membantu menjadi M.C Â Nah, kini orangnya sudah tiada, terus pertemanan di putus? Wuih, nggak tega ah
Abdul AzizÂ
Kompasianer yang sebelum kepergiannnya masih menghadiahkan kami puisi indah. masa iya begitu orangnya tiada, namanya mau dipupus darei daftar pertemanan di facebook?
Arman SyarifÂ
Juga Kompasianer yang memanggil kami dengan sebutan "Ayah dan Bunda". Kini orangnya sudah pindah ke alam lain, apakah bisa dijadikan alasan untuk meng unfriend?
Hingga kini saya masih mencari cari orang yang sudah lama tidak pernah aktif lagi. Mau saya "unfriend ", tetiba saya ingat orangnya tidak aktif karena terkena serangan struk. Sebelumnya hubungan kami bagaikan keluarga sendiri.
Beginilah jadinya bila orang baperan kayak saya. Menghadapi bahaya apapun tidak pernah takut, tapi untuk menghapus pertemanan saja tidak punya cukup nyali
Mungkinkah  hal ini merupakan sebuah kelainan? Tapi hasil total medical check up menyatakan bahwa kami berdua sehat lahir batin
Karena belum menemukan solusi yang sesuai kata hati,maka saya cooling down dulu dan tidak melanjutkan menyeleksi nama nama mana yang mau di hapus dari pertemanan .
Hanya sebuah renungan kecil dimalam musim gugur
Tjiptadinata Effendi