Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel Kehidupan ( Bagian ke-6)

3 Maret 2021   10:42 Diperbarui: 3 Maret 2021   10:57 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat Tidak Ada Lagi Yang Bisa Dijual

Kegembiraan hati Edy dan istrinya Leni,mendapatkan pelanggan kelas :"kakap" untuk ukuran seorang Penjual kelapa parut,hanya menghadirkan secuil kegembiraan bagi keluarga kecil ini Yakni dengan adanya orderan 10 butir kelapa parut setiap subuh,berarti mereka sudah dapat membeli sesuatu untuk sarapan pagi. 

Entah itu ubi rebus ataupun pisang rebus,yang penting mereka sudah punya persiapan untuk sarapan pagi. Hal ini sudah menghadirkan rasa syukur bagi mereka. Karena takaran syukur itu setiap orang berbeda beda. Bagi orang lain,dapat beli mobil baru,baru merupakan sesuatu yang patur disyukuri,tapi bagi keluarga sekelas Edy,bisa makan pagi saja,sudah lebih dari cukup untuk menghadirkan rasa syukur dalam diri mereka. Membayangkan dari 10 butir kelapa,mereka akan mendapatkan keuntungan 10 x 5 rupiah,berarti 50 rupiah sudah pasti ada ditangan setiap hari.

Hidup Tidak Hanya Sebatas Sarapan Pagi

Seakan akan baru sadar ,tetiba Edy berkata kepada isterinya :"Sayang, sudah 3 bulan kita hidup tanpa cahaya listrik,bagi kita mungkin tidak masakah ,tapi kasihan putra kita Mardi .Hmm teman papa ada yang mau menikah bulan depan, kebetulan postur tubuhnya kira kira sama dengan diri papa bagaimana kalau Stelan Jas yang papa pakai sewaktu hari pernikahan kita,papa tawarkan kepadanya? Kalau terjual,kita bisa bayar tunggakan padaPLN dan lampu bisa dinyalakan lagi." 

Tapi Leni tidak menjawab . Pasti ia mendengarkan ,karena jarak mereka hanya satu meteran .Leni memandang laki laki yang teramat dicintainya dan berkata lirih :"Tapi itu kan satu satunya stelan jas kenangan pernikahan kita?" 

"Benar sayang,tapi kasihan anak kita harus hidup dalam sinar lampu minyak setiap hari" Dan dengan memalingkan wajahnya yang berlinang air mata Leni menjawab:" Kalau memang itu yang terbaik,silakanlah sayang"

Sore Harinya

Dengan wajah berseri seri ,suaminya pulang dan memberikan sejumlah uang,kepada Leni,sambil berkata:"Ini hasil kerja papa hari ini dan ada kabar gembira, Rudy teman papa setuju  mau beli stelan jas papa. Katanya mau dicoba pas kan ,kalau cocok akan langsung dibayar .Papa mau bawa dulu stelan jasnya ke Rudy ya " 

Dan dengan bergegas ,Edy memanjat rak tempat ia menyimpan stelan jas pernikahannya,lengkap dengan baju dan dasi,yang masih terbungkus rapi  menurunkan hati hati dan pamitan kepada istrinya untuk kerumah Rudy. Hampir malam hari,Edy kembali dengan wajah yang gembira:"Sayang,ini uang stelan jas,sudah dibayar oleh Rudy,kebetulan pas banget dengan dirinya" 

Leni hanya mengangguk,suasana hatinya galau antara gembira menyaksikan suaminya senang dan sedih,karena satu satunya kenangan hari pernikahan mereka sudah dijual....(bersambung)

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun