Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel Kehidupan (Bagian 4)

25 Februari 2021   19:36 Diperbarui: 25 Februari 2021   19:42 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Lulus Ujian Hidup

Dengan tangan gemetaran,Edy memasukkan gulungan uang kertas yang dipungutnya dilantai kedainya. kedalam laci yang dikunci . Ia amat yakin pemiliknya adalah wanita bernama Shirley yang membeli kelapa parutnya . Karena selain itu,belum ada orang lain yang masuk.. Setelah memenangkan pertarungan dengan dirinya sendiri, kin Edy merasa lega . Dan tangannya mulai bekerja dengan cekatan unuk memarut kelapa ,yang merupakan pesanan dari Nci Sherly dan dalam waktu sekitar 10 menit,10 butir kelapa selesai di parut . Berarti ,sudah ada 10 x 5 rupiah= 50 ribu rupiah upah memarut kelapa sudah ditangannya.Belum lagi keuntungan dari penjualan kelapa. Rasanya pagi itu ,sungguh merupakan kebahagiaan tersendiri bagi dirinya. Dan dengan setengah berlari Edy ketetangga yang jualan bahan makanan. Membeli mie 3 bungkus untuk mereka sarapan pagi.

Bunyi mesin parut ,yang mendera kesunyian disubuh itu ,telah membangunkan Leni dan putranya dari tidur akibat kecapaian Tapi bunyi brisik yang keluar dari suara mesin pemarut kelapa tersebut,tidak membuat keduanya merasa terganggu. Malahan merasa gembira,karena bunyi mesin pemarut kelapa berbunyi,artinya ada pelanggan yang datang berbelanja. Tak mampu menahan kegembiraan hatinya,maka Leni berteriak dari atas loteng,:" Paaa..sudah ada yang datang berbelanja ya?"

Dan dengan suara yang tak kurang antusiasya Edy berteriak dari bawah :"Benar sayang ,Puji Tuhan, kita dapat pelanggan baru ,setiap hari 10 butir kelapa. Hmm hari ini, sayang tidak perlu ke stasiun kereta api ,karena stock kelapa kita masih cukup untuk dua tiga hari lagi. Yuk,ajak Mardi anak kita turun sekalian Papa sudah siapkan mie untuk sarapan pagi kita bertiga

Shirley Tiba

Baru saja Edy meminta agar isterinya turun kebawah, tampak Shirley sudah datang untuk menjemput pesannya,yakni 10 butir kelapa parut.Dan Edy tidak mau menunggu,hingga Shirley bertanya kepadanya masalah uang ,ia sudah mendahului menyonsong Shirly,sambil menyodorkan gulungan uang kertas yang dipungutnya dari lantai kedainya,sambil berkata:" Maaf Nci Shirley,ini uangnya terjatuh dan saya dapatkan dilantai .Silakan dihitung "

"Oh my God. tadi sewaktu mau berbelanja saya cari uang ini tidak ada,tapi saya mengira,ketinggalan dalam dompet yang satu lagi>Aduh, syukur si Koh yang menemukannya. . Terima kasih banyak ya Koh. Oya ngomong ngomong namanya siapa Koh?"

"Panggil saja Edy .,Nci Shirley. Karena usia saya kan lebih muda "

"Ini uang sedikit sebagai ucapan terima kasih dari saya, "kata Shirley sambil menyodorkan beberapa lembaran uang kedalam genggaman Edy,Tapi Edy mengatakan:"Nggak usah Nci Shirley,itu kan uang Nci Shirley,saya hanya mengembalikan kepada pemiliknya.

Tapi Shirley memaksa untuk diterima:" Ini untuk anaknya Koh Edy,jangan ditolak ,Saya kasih dengan ikhlas"Maka akhirnya ,Edy menerima pemberian itu dengan senang hati. Karena ia dberikan dengan ikhlas. Sambil berteriak kepada isterinya:" Sayang ,ini untuk anak kita,dikasih oleh Nci Shirley" Dan Shirley keluar tergesa gesa,sambil membimbing tangan putranya Mardi . Menyalami Shirley dan mengucapkan terima kasih

"Koh Edy, maaf ya ,kalau boleh saya sarankan,tempat ini tidak sehat untuk anak isteri Koh ,carilah tempat yang lebih baik. Saya akan kenalkan Koh Edy pada sepupu saya Ayung,yang kini pengusaha sukses..Siapa tahu,dapat memberikan jalan bagi Koh Edy untuk mendapatkan pekerjaaan yang lebih baik dan bisa pindah tempat tinggal ."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun