Walaupun Sudah Lebih Dari Delapan Tahun Menulis di Rumah Kita Bersama Ini
Walaupun sudah lebih dari delapan tahun secara nonstop menulis di Kompasiana dan menghasilkan lebih dari 5000 artikel, tapi sejujurnya ada misteri yang sudah berlangsung lama di Kompasiana, tapi belum pernah dapat saya temukan jawabannya. Mungkin ada sahabat Kompasianer yang kesulitan menulis saat tidak lagi "in the mood".
Tapi bagi saya kalau untuk menulis,sama sekali tidak ada masalah.Kalau saya mau,setiap hari saya bisa menulis 5 artikel selama sepanjang tahun dan saya tidak pernah akan menyerah. Tapi saya memiliki kesulitan dalam menemukan selera Pembaca di Kompasiana. Tidak jarang, artikel yang sudah saya siapkan dan sarat dengan data data ,serta foto pendukung, ternyata sepi dari pembaca.
Tetapi ada artikel yang saya tulis dengan menggunakan Ponsel dan siap dalam waktu setengah jam,ternyata  dibaca oleh banyak orang. Padahal setelah saya baca ulang, artikel yang dibaca begitu banyak orang,sama sekali tidak ada istimewanya.
Belum Menemukan Celahnya
Selama bertahun tahun,sambil tetap menulis,saya belajar,menemukan titik temunya, mengapa ada artikel yang hampir tidak disinggahi pembaca,tapi ada artikel yang menurut saya pribadi sebagai Penulisnya, sama sekali tidak ada hal hal yang istimewa. Salah satunya adalah tulisan saya ,yang berjudul "Cara Mudah Membuat Alat Pemotong Kaca", dibaca oleh 192.028
Sesungguhnya,tulisan ini terinspirasi sewaktu saya masih menjadi guru di SD dan mengajarkan anak anak untuk merakit: "teropong mainan" yang terbuat dari kaca tipis. Karena untuk membeli Alat Pemotong kaca yang terbuat matanya dari Intan, adalah tidak mungkin.Â
Karena harganya sangat mahal.sedangkan gaji saya sebagai guru, hanyalah Rp.16.000 (enam belas ribu rupiah) Karena itu saya mencoba membuat alat pemotong kaca dari batu batuan Amethys yang saya beli di Pasar seharga sekitar 5 ribu rupiah pada waktu itu. Dan ternyata hasilnya sangat memuaskan. Hal inilah yang mendorong saya menulis tentang bagaimana membuat alat pemotong kaca secara sederhana.
Apa yang Bagus Menurut Kita, Belum Tentu Bagus di mata Pembaca
Kesimpulan yang dapat saya rekam dari pengalaman menulis selama lebih dari delapan tahun dan menghasilkan lebih dari 5000 tulisan adalah bahwa: "Tulisan yang menurut kita sangat bagus, belum tentu bagus juga bagi pembaca. Sebaliknya apa yang menurut kita, hanyalah artikel recehan, tapi ternyata dibaca oleh hampir 200 ribu orang. Suatu jumlah yang sangat fantastis menurut ukuran saya.
Pada waktu saya menulis buku yang diterbitkan oleh Elekmedia Komputindo. menurut Chief Editor ,saya mampu: "membaca" kebutuhan orang banyak,maka dalam waktu singkat buku perdana saya mengalami cetak ulang hingga 15 kali.Tapi ternyata saat beralih menulis di Kompasiana saya kehilangan "feeling" akan hasrat dari para pembaca.Sehingga tulisan saya hanya memiliki tingkat keterbacaan yang menyedihkan