Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Non Formal Tak Kalah Pentingnya

4 Desember 2020   21:40 Diperbarui: 5 Desember 2020   03:25 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: mengajak cucu cucu kami berkunjung ke Panti asuhan anak yatim piatu di Denpasar/dokpri

Dibandingkan Pendidikan di Bangku Kuliah

Belakangan ini, dengan sedih hati kita menyaksikan,betapa banyak orang yang pintar dan cerdas secara intelektual,tapi  rasa kepedulian terhadap penderitaan orang lain,sangat tipis  Kalau hal ini terjadi,maka biasanya yang dijadikan kambing hitam adalah guru .Seakan akan guru bertanggung jawab dalam segala hal ,terhadap anak didik mereka.  Padahal sesungguhnya mengenai pendidikan pekerti anak anak,berada dalam tanggung jawab orang tua. Dan mendidik anak yang paling efektif, adalah dengan mengajak mereka menyaksikan sendiri,betapa banyaknya anak anak yang tidak seberuntung mereka. 

ket.foto: berkunjung ke Panti asuhan anak anak Difabel.dokpri
ket.foto: berkunjung ke Panti asuhan anak anak Difabel.dokpri
Pelajaran Yang Dapat Dipetik Anak Dalam Kunjungan ke Panti Asuhan 

Anak anak memiliki kemampuan menyerap pelajaran dari apa yang dialaminya sendiri. Karena itu,dengan sesekali mengajak anak anak, berkunjung ke Panti Asuhan ,mereka dapat memetik beberapa pelajaran berharga sekaligus.

  • Misalnya:
    Menghadirkan rasa syukur,bahwa mereka masih memiliki kedua orang tua
  • Menghadirkan rasa syukur,mereka dilahirkan secara sempurna 
  • Menghadirkan pencerahan,bahwa diluar sana,masih banyak anak anak,yang hidup dalam kekurangan

Menyaksikan anak anak yang terlahir dalam kondisi anggota tubuh yang tidak lengkap atau sejak kecil sudah kehilangan kedua orang tuanya,maka secara alami anak anak,tergugah hatinya untuk ikut merasa simpati dan berempati kepada anak anak yang kurang beruntung ini. Dan apa yang mereka alami dan rasakan,akan tersimpan dalam memorinya,hingga kelak mereka dewasa. Tanpa perlu lagi kita berkotbah panjang lebar tentang mengasihi dan peduli pada anak anak yang kurang beruntung,anak anak kita sudah memahami hal ini dengan baik,karena mereka sudah kita hadirkan dalam situasi dan kondisi nyata di depan mata kepala mereka sendiri.

ket,foto: mengunjungi panti Jompo/dokpri
ket,foto: mengunjungi panti Jompo/dokpri
Hingga Dewasa Anak Anak Kita Akan Mampu Berempati Pada Sesama Yang Menderita

Hal yang dijelaskan diatas,sudah kami praktikkan pada anak anak kami. Hingga mereka kelak dewasa dan berumah tangga.dalam setiap kesempatan selalu siap untuk mengulurkan tangan,membantu orang yang sedang menderita.  Setiap kali kami pulang kampung,tanpa diminta ,anak anak akan menitip sejumlah uang yang lumayan nilainya,untuk membantu orang orang dikampung,yang membutuhkan uluran tangan . 

ket.foto: berkunjung ke Panti Asuhan anak yatim piatu di Bajawa NTT./dokpri
ket.foto: berkunjung ke Panti Asuhan anak yatim piatu di Bajawa NTT./dokpri
Hal ini merupakan kebahagiaan tersendiri bagi kami sebagai orang tua,bahwa anak anak kami tidak hanya  pintar dalam  menimba ilmu pengetahuan ,tapi juga memiliki tenggang rasa yang tinggi terhadap kesusahan orang lain. Putra putri kami ,tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan,tapi juga menguasai Ilmu Kehidupan ,serta tanpa diminta,dengan ikhlas mau mengaplikasikan hidup berbagi secara nyata .Ada banyak hal yang tidak pernah tersentuh oleh dunia pendidikan,tapi dapat dipelajari di University of Life .

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun