Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perbedaan Mengajarkan Kita Banyak Hal

28 November 2020   04:37 Diperbarui: 28 November 2020   05:11 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: 15 tahun lalu,mereka masih kecil , Nicky yang memeluk saya ,baru berusia 5 tahun,tapi kini mereka sudah dewasa.dokpri

Aduh, ini mau makan atau mau berantem? Begitu pikiran jahil saya pada awalnya. Jangan kita orang tua,nggak bisa jahil .Contohnya saya., Apalagi sebagai orang Padang, saya biasa makan tangan ee salah, maksudkan makan dengan menggunakan tangan. Apalagi ketika makan gulai kepala ikan. Mana bisa makan kepala ikan  pakai garpu dan pisau? 

Wah, ini tuan rumah mau cari gegara nih , pikiran iseng saya kambuh. Tapi kelak saya paham bahwa umumnya orang di Australia,kalau santap siang atau malam,menu utama adalah Steak ,daging bakar Dan untuk itu perlu garpu dan pisau. Ya iyalah, saya  harus belajar gimana cara pakai pisau ,agar yang dipotong cuma daging,tapi jari tangan nggak ikut terpotong

Ketemu Saling Berpelukan

Kalau di tanah air,ketemu dengan sahabat ,kita saling bersalam salaman. Suatu waktu sahabat baik puteri kami Clara, yang sejak lama kami kenal,setelah beberapa tahun tidak bertemu,suatu waktu ketemu di mall sedang berjalan bersama suaminya. Dan mereka saling menyalami dan saling berpelukan. 

Tidak berhenti sampai disini,tapi kami juga kebagian mendapatkan pelukan yang sama. Nah,kalau yang seperti ini, dipraktikkan di Indonesia, golok bakalan beraksi 

Tapi kemudian saya memahami ,bahwa walaupun sama sama saling memeluk.tapi beda cara dan beda gaya dalam memeluk. Yang pasti tidak dapat dijelaskan dengan kata kata. 

Bagi kita yang dilahirkan di Indonesia, yang namanya memeluk isteri orang itu haram  dan kalau isteri kita dipeluk suami orang,golok yang akan bicara. 

Namun,ternyata ini hanya pikiran horor yang muncul dalam pikiran kita,bahwa setiap pelukan itu,dosa. Semuanya terpulang kepada niat di hati kita,pelukan itu tulus atau tidak ?

Misalnya,kalau saya menuliskan :"Ananda Hera atau ananda Lusy  ,ananda Firda ,ananda Erina ,yang Opa sayangi atau ananda Yani  atau ananda Siska yang Ayah sayangi ,maupun ananda Ari yang Ayah sayangi, " Maka yang ada dalam benak saya,adalah menyayangi anak cucu sendiri. Bukan dalam konteks sayang sayang antara pria dan wanita.Rasanya tidak perlu saya tambahkan kata:"demi Tuhan" ya .

Belajar dari Perbedaan Menjadikan Kita Semakin Arif

Kalau mau ditulis semuanya,tentu saja akan menjadi satu jilid buku. Maka untuk kali ini,saya sudahi sampai disini saja . Intinya, perbedaan itu mengajarkan kepada saya banyak hal,agar jangan cepat cepat menghakimi orang lain,hal hal yang tidak dipahami. Karena setiap orang itu berhak untuk berbeda dengan kita .Dan begitu juga ,beda suku bangsa ,beda pula budayanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun