Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hanya Akibat Seekor Lalat, Secangkir Kopi Jadi Korban

6 November 2020   05:45 Diperbarui: 6 November 2020   12:39 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : world.edu.com

Memetik Hikmah Dari Kejadian Sepele

Pagi ini sedang duduk menikmati secangkir kopi hangat yang disediakan isteri tercinta, entah dari mana datangnya,tetiba seekor lalat melayang layang diatas kepala dan menimbulkan suara tidak enak. 

Sudah menganggu dengan dengungannya yang merusak suasana tenang di pagi ini,masih melanjutkan  terornya dengan hinggap di wajah . Saya mencoba menepis dengan tangan,tapi ternyata lalat lebih gesit ketimbang tangan saya. 

Selang beberapa saat ,idea mau menulis artikel jadi buyar ,gegara seekor lalat. Maka saya gunakan kain serbet yang terletak di meja dan menggunakannya untuk mengalau lalat yang pagi pagi sudah melakukan teror ini. Tapi saking ingin cepat cepat mengusir lalat ini, tanpa sengaja ujung kain menyambar cangkir kopi yang belum selesai saya minum. Kopi tumpah dan cangkirnya berubah menjadi banyak dalam pecahan kecil.Saya terdiam dan merenung.Hanya karena seekor lalat. sebuah cangkir kesayangan saya,pecah dan kopi yang disediakan isteri tumpah. 

Hidup Adalah Proses Pembelajaran Diri Tanpa Akhir

Saya  harus kerja membersihkan pecahan cangkir dan mengeringkan karpet yang basah oleh tumpahan kopi. Akibatnya .hanya dikarenakan masalah sepele,tapi karena disikapi secara tidak cermat, disamping cangkir pecah ,saya harus membuang waktu hampir setengah jam untuk membereskan semuanya. 

Saya termenung.Ternyata walaupun usia sudah melewati angka 77 tahun,tetapi saya masih harus belajar lebih sabar menghadapi berbagai hal,termasuk bila merasa terganggu dengan kehadiran seekor lalat yang datang tanpa diundang. 

Seandainya tadi saya mau bersabar dengan membuka jendela ,maka lalat akan terbang keluar lewat jendela dan saya dapat melanjutkan menikmati kopi hangat dan yang terpenting, cangkir kesayangan yang bertuliskan :"Happy Aniversary " hadiah dari cucu kami ,tidak sampai pecah

Saya sering  memberikan nasihat pada orang lain,bahwa :"Hidup adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir" .Dan kini saya merasakannya..Pelajaran ilmu kehidupan,yang saya bayar dengan cangkir kenangan yang pecah berkeping keping

Learn from the cradle into grave-Belajar sejak dari buaian hingga akhir hayat.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun