Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ini Buktinya: "Rencanaku, Bukanlah Rencana-Mu"

13 Oktober 2020   09:19 Diperbarui: 13 Oktober 2020   09:28 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: pernikahan Ami dan Surya , /kiriman keponakan saya Mulyati Effendi

Bukti Bahwa Bukan Kemauan Kita, Tapi Kehendak Tuhan yang Terjadi

Jauh hari sebelum miss Corona kepo berkunjung di planet kita dan bikin rusak semua yang sudah tertata rapi,serta mencerai beraikan anak istri orang ,saya sudah sepakat dengan belahan jiwa ,bahwa pada tanggal 10 Oktober, 2020,kami memastikan akan pulang kampung ke Indonesia. Karena cucu kakak saya yang nomer 3 yang sudah lama berpulang akan melangsungkan pernikahannya.

Amelia Virgo yang barusan menyelesaiakan study di Belanda akan melangsungkan pernikahan dengan Suryadi Kami mendapatkan undangan dari Mulyati keponakan saya yang akan melangsungkan pernikahan putrinya Amelia Virgo dengan Suryadi. Pokoknya rencana sudah matang,bahkan sudah dijadwalkan ,setelah hadir resepsi pernikahan Ami dan Surya di Jakarta,kami akan mengundang teman teman untuk bisa bertemu di Restoran Padang,Sari Minang di jalan Juanda, Jakarta. 

ke.foto: Ami dan Surya./foto kiriman Mulyati
ke.foto: Ami dan Surya./foto kiriman Mulyati
Manusia Boleh Bikin Rencana, Tapi Tuhan yang Menentukan

Untuk kesekian kalinya, kami membuktikan bahwa ,sebagai manusia,boleh saja kita bikin rencana yang matang,sehingga sedetailnya,tapi yang terjadi belum tentu seperti maunya kita,melainkan kehendak Tuhan. Makanya dalam setiap doa,kami selalu menutup dengan kalimat: "Not my will should be done, but Thy will be done" Bukan mauku ya Tuhan, melainkan kehendakMu lah yang terjadi.

Karena itu ketika beberapa waktu yang  lalu ,Mulyati,putri sulung kakak saya yang sudah alm. mengirimkan pesan kepada saya dan menanyakan bagaimana dengan rencana kedatangan kami? Maka dengan sedih saya harus menjawab, bahwa tidak mungkin kami bisa hadir, karena untuk berkunjung kerumah puteri kami di Wollonggong,kami tidak berhasil mendapatkan G2G Pass, padahal sudah mengantongi Surat Keterangan Bebas Covid.

Kalau kami memaksa untuk pergi,maka kalau pulang kembali,kami harus karantina mandiri di hotel dan biaya ditanggung sendiri selama 14 hari. Membayangkan bakalan keluar uang ribuan dolar untuk biasa karantina di hotel selama dua minggu,maka rencana ke Wollongong kami batalkan.

ket.foto: upacara pernikahan di gereja, /kiriman Mulyati
ket.foto: upacara pernikahan di gereja, /kiriman Mulyati
Hanya Dapat Menyaksikan Lewat Foto Pernikahan

Dengan sedih hati,kami hanya dapat memandangi foto foto pernikahan Ami dan Surya ,dengan menghibur diri,bahwa walaupun ada aturan pembatasan di Jakarta,tapi keponakan cucu kami Ami dan Surya dapat melangsungkan pernikahan dengan aman dan lancar,walaupun yang hadir sangat minim,seperti tampak pada gambar

Sekali lagi terbukti bahwa memang benar dan nyata,bahwa :"Rencanaku ,bukanlah RencanaMU "

Dari jauh kami hanya dapat mengucapkan Selamat kepada Ami dan Surya.Semoga berbahagia sepanjang hayat

Tjiptadinata Effendi 

dan seluruh keluarga di Australia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun