Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bersakit-sakit Dahulu, Bersenang-senang Kemudian

11 Oktober 2020   19:47 Diperbarui: 11 Oktober 2020   21:14 4882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Awesomequotes4U.com

Kami Sudah Membuktikannya

Sejak masih duduk di Sekolah Rakyat,tahun 50 an,saya sudah mendengarkan tentang peribahasa :" Berakit rakit kehulu,berenang renang ketepian.Bersakit sakit dahulu,bersenang senang kemudian" Tapi pada waktu itu,kalimat tersebut hanya sebatas hapalan saja,agar tidak dimarahi bu guru. Apa makna sesungguhnya, saya tidak paham

Terbukti Kebenarannya

Time will be the witness .Waktu akan menjadi saksi,apakah peribahasa tersebut memang benar atau hanya sebatas pemanis mulut .Ternyata setelah kami selamat  melalui badai topan kehidupan dan nasib sudah berubah, baru saya memahami makna sesungguhnya .Bahwa berbahagialah orang yang pada masa muda harus kerja keras dan menderita,tapi di hari tua dapat menikmati hidup dalam berkecukupan

Kalau dulu,hanya untuk makan sebungkus nasi,kami harus berhutang, belakangan sejak nasib kami berubah, kami bahkan berani mengundang sanak saudara dan teman teman puluhan orang ,untuk makan bersama  dan seluruh biaya kami yang menyelesaikannya.  

Indah Pada Waktunya

Sewaktu kami harus hidup merangkak dalam lumpur selama tujuh tahun,saya sempat bertanya dalam doa saya kepada Tuhan:'Tuhan,apa dosa kami,sehingga tujuh tahun belum cukup untuk menebus kesalahan kami?" Belakangan setelah badai kehidupan berlalu dan sinar mentari kehidupan bagi kami tampak cerah,saya baru memahami akan arti :" Segala sesuatu akan indah pada waktunya"  Kalau dulu, siang malam pikiran tertumpu dan berpikir :"Apalagi yang dapat saya lakukan untuk mengubah nasib?" 

Malahan kami bersyukur,bahwa dimasa muda kami menderita,tapi dihari tua,kami dapat menikmati hidup secara layak. Kalau boleh saya sampaikan secara jujur, hampir semua impian kami sudah menjadi kenyataan. Ketiga anak kami sudah berkeluarga dan mampu mandiri. Atas kasih dan karunia Tuhan,kami sudah menjelajahi seluruh Nusantara dan ke 5 benua .

Mencapai Financial Freedom Sebelum Menua

Tak terbayangkan bila dimasa muda hidup kami bersenang senang dan saat usia mulai menua harus menderita. Karena itu ,dalam setiap kesempatan,saya selalu mengingatkan ,agar jangan terbius oleh popularitas semu, sehingga semangat kerja keras mengendor. Apalah artinya menjadi populer di dunia maya,sedangkan dalam hidup nyata, anak isteri kita hidup menderita ?  

Kemuliaan sejati,adalah bila tiba saatnya,kita mampu mencapai tingkatan financial freedom,yakni disaat usia sudah mulai menua, kita sudah tidak perlu lagi memikirkan  tentang pendidikan anak,karena mereka sudah mampu mandiri. Walaupun jauh dari sebutan :"kaya",tapi kami sudah tidak perlu lagi memikirkan mau cari uang ,karena semua kebutuhan hidup sudah tersedia dan pasive income ,sudah memadai 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun