Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Banyak Pagar Pemakan Tanaman, Lindungi Anak Istri Kita

27 September 2020   16:51 Diperbarui: 27 September 2020   18:04 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ;https://intisari.grid.id/

Bila Sudah Terjadi Baru Menyesal Tak Akan Ada Gunanya 

Tidak perlu rasanya saya mengulangi kisah yang akan merobek hati kita tentang bagaimana orang yang diyakini akan melindungi anak dan isteri kita ternyata malahan bagaikan pagar makan tanaman . 

Kalau dikampung halaman saya ada peribahasa senada yang berbunyi "Tungkek Pambawo rabah" , yakni orang yang seharusnya menjadi tempat untuk berpegang justru membawa petaka dalam hidup kita

Entah setan apa yang merasukki,ternyata tidak sedikit orang yang menjadi korban dari sosok yang seharusnya melindungi, justru berbalik menghancurkan hidup orang yang berlindung kepadanya. 

Ada yang dipanggil :

  • paman
  • kakak 
  • guru 
  • ayah
  • kakek
  • opa

Tampil santun dan dimana mana tebar petata petiti,bagaimana menjalani hidup dengan baik dan benar. Ternyata apa yang terjadi dibelakang hari sungguh membuat jantung kita bisa copot. 

Orang yang selama bertahun tahun dijadikan panutan, dihormati karena dianggap sebagai sosok yang bijak lestari ternyata adalah Pagar Pemakan Tanaman.. Perlu disebutkan namanya ? Rasanya tidak perlu, karena hanya akan membuat kita jijik dan mual mual. 

Apa Yang Terjadi Pada Orang Lain Bisa Saja Terulang Lagi pada diri keluarga kita

Memang tidak patut kita mengeneralisir tindak kejahatan yang dilakukan oleh segelintir orang,tapi perlu diingat,bahwa apa yang terjadi atas diri korban lainnya, bukan tidak mungkin terulang lagi pada diri anak isteri kita. Karena itu, sebelum semuanya terlambat mari kita prioritaskan melindungi anak isteri kita dari srigala berbulu domba yang boleh jadi masih ada hubungan kekeluargaan atau malahan sosok yang sangat dihormati selama ini

Hindari Overdosis Kepercayaan

Memercayai seseorang,tentu saja tidak masalah. Karena kalau kita tidak percaya kepada sesama manusia,mau percaya kepada siapa ? Tapi jangan sampai overdosis kepercayaan. Dalam hal materi saya sudah berulang kali mengalaminya. Dimana orang yang sudah kami tolong,bahkan kami perlakukan sebagai anak sendiri,ternyata tetap saja bukan jaminan  Tapi hilang uang, dapat dicari gantinya, Kalau kehormatan keluarga sudah hilang, tak ada lagi yang dapat memperbaikinya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun