Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Sudah Rumit, Mengapa Dipersulit?

26 Agustus 2020   10:14 Diperbarui: 26 Agustus 2020   10:16 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pinterest.com/Leegaray

Pentingnya Humor Dalam Kehidupan

Memang bukanlah hak kita untuk mengatur ngatur bagaimana orang lain ingin menjalani hidupnya. Karena setiap orang bertanggung jawab atas hidup masing masing dan bagi yang sudah berkeluarga,sekaligus bertanggung jawab terhadap masa depan keluarganya. 

Kalau sampai kita kepo lantaran merasa diri sudah banyak makan garam kehidupan,langsung main tebar petuah sana sini dan ada yang menjawab:"Hai Opa. untuk ukuran Opa seharusnya sudah terdaftar pada :"Heritage of Human Beings ".

Jadi semua petata petitih Opa itu sudah patut di pajang di museum. Kami anak anak mileneal punya gaya hidup sendiri" Nah,gimana ? Kalau diibaratkan dalam pertandingan tinju, saya sudah di TKO  

Jalan terbaik adalah menulis artikel 

Dengan menulis,maka setiap orang bebas mau baca atau tidak .Dan bila diantara sekian banyak orang yang membaca,ada satu orang saja yang merasa terinspirasi dengan tulisan yang kita tulis,maka kita sudah boleh berbahagia, karena berarti tidak sia sialah kita menghabiskan waktu dan pulsa ,serta energi untuk menulis 

Kembali ke Judul

Perlu memahami mana yang humor sejati dan mana yang sesungguhnya bukan humor,tapi dibungkus seakan akan merupakan sebuah humor. 

Menirukan gaya orang gagap berbicara  atau meniru orang pincang berjalan,apalagi membuat lelucon tentang petaka yang menimpa orang lain,bukanlah humor,melainkan tindakan sadis yang dikasih merek :"humor" Termasuk hal hal yang berbau porno ,yang diselipkan seakan sebuah humor.

Humor sesungguhnya adalah terlahir secara natural dan spontan dan tidak dibuat-buat, seperti melemparkan kue tart ke wajah teman ataupun menyiram pakaian teman dengan tinta atau zat perwarna, sungguh sudah menodai arti dan makna humor sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun