Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Kita Tidak Boleh Berhenti Belajar?

1 Juli 2020   04:19 Diperbarui: 1 Juli 2020   04:15 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena Didunia Ini Tidak Ada Kesempurnaan Yang Sejati

Ada quote yang mengatakan :" No one is perfect in all over the world" Tidak ada seorangpun yang sempurna di dunia ini,karena kesempurnaan hanya milik Tuhan semata mata .

Dan lebih lanjut dapat dilengkapi bahwa didunia ini tidak ada kebenaran yang hakiki,yang tampak didepan mata dan selama ini diyakini sebagai sebuah kebenaran,hanyalah sebuah kebenaran yang sepotong sepotong. Karena sejatinya, orang  hanya menamakan suatu hal sebagai :"sebuah kebenaran " dari sudut sisi pandang pribadinya

Sebagai contoh, saya merasa diri saya sudah berbuat baik.Saya tidak pernah mengambil apapun dari orang lain,yang bukan hak saya dan saya selalu berlaku adil terhadap ketiga anak anak kami dan terhadap orang lain. Tapi itu kan kata saya. Belum tentu orang lain menganggap saya orang baik, Bahkan boleh jadi salah satu dari orang orang terdekat saya,menganggap saya tidak adil dan pilih kasih.

Hal ini membuktikan bahwa dalam perjalanan hidup ini,kita tidak akan pernah mencapai kesempurnaan diri yang sesungguhnya  Pemahaman ini melahirkan sebuah falsafah bahwa :" Hidup adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir" atau dalam bahasa lain disebutkan :"Learn from the cradle into the grave" ,belajar sejak dari buaian hingga keliang lahat

77 Tahun Terus Belajar Ternyata Masih Terus Lakukan Kesalahan

Sebagai contoh yang sudah dituliskan diatas,secara pribadi saya sudah sangat senang,karena merasa diri saya sudah termasuk kriteria orang baik. Tapi agar tidak terjebak dalam cita rasa yang semu,maka setiap malam sebelum memejamkan mata di malam hari,saya selalu melakukan introspeksi diri.Dan saya tersentak,ternyata banyak kelalaian yang telah saya lakukan.

Antara lain kemarin, saya mendapatkan pesan via japri,:" Om Tjip,saya sudah seminggu mengajukan permohonan untuk pertemanan di facebook,tapi tidak mendapatkan respon .Apa ada kesalahan saya?" pesan masuk dari anak sahabat baik saja sesama asal dari Padang, Hal yang tampak sangat sepele,tapi ternyata kelalaian saya sudah menyebabkan seseorang merasa tersinggung,karena merasa saya tidak menghargainya.

Bagi kita, masalah pertemanan di facebook,mungkin sama sekali tidak berarti. Apalagi teman saya di facebook sudah 5000 orang. Tapi itu kata saya,ternyata  bagi putri sahabat saya Shella,mengajukan permohonan pertemanan ia sudah mempertaruhkan harga dirinya.

Dan ketika sudah lebih dari seminggu sama sekali tidak ada respon dari saya atas permohonan pertemannya ,Shella merasa harga dirinya terluka,karena merasa tidak dihargai sama sekali oleh saya.

Ada Berapa Banyak Kesalahan Yang Saya Lakukan Dalam Sehari?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun